Trend dan Viral

Gadis Kecil Ini Cuma Bisa Menangis Dibully Teman Sekolahnya, 'Kakak Cacat, Orang Tua Miskin'

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ahmad Nur Rosikin
Siswa korban bullying

Dia melakukan penggalangan dana demi kelangsungan pendidikan siswanya.

Dilansir TribunHealth.com dari World of Buzz, berikut ini fakta-faktanya.

Baca juga: VIRAL Siswa Tak Bisa ke Sekolah untuk Ambil Nilai Ujian, Ingin Habiskan Waktu Terakhir Bersama Ibu

Tak ingin bolos sekolah

Murid bolos karena harus merawat ibu yang sakit stroke (World of Buzz/Facebook Mohd Fadli Salleh)

Baru-baru ini, seorang guru Malaysia, Cikgu Fadli Salleh membagikan kejadian yang memilukan di postingan Facebooknya.

Dia mengungkapkan bahwa salah satu siswa dari sekolahnya, Iman, terus-menerus membolos.

Meski membolos kerap kali diidentikkan dengan kebiasaan nakal, Iman memiliki alasannya sendiri.

Sebenarnya dia sendiri pun tak ingin sampai bolos sekolah.

Ibu terbaring di tempat tidur, keluarga sibuk

Murid bolos karena harus merawat ibu yang sakit stroke (World of Buzz/Facebook Mohd Fadli Salleh)

Siswa yang duduk di bangku kelas 6 itu baru berusia 12 tahun.

Dia tidak punya pilihan selain membolos karena harus merawat ibunya yang terbaring di tempat tidur yang menderita stroke.

Cikgu Fadli langsung menjenguk Iman di rumahnya dengan membawa beberapa keperluan setelah diberitahu kondisinya.

“Saya membawa popok dan makanan. Orang lain juga memberinya sepeda,” katanya.

Iman bukan satu-satunya anak di rumah.

Dia sebenarnya memiliki kakak laki-laki dan perempuan.

Namun mereka berdua harus bekerja di sebuah mall di Kuala Lumpur untuk membantu perekonomian keluarga.

Baca juga: VIRAL Cinta Lama Bersemi Kembali, Pasangan Ini Rujuk setelah 21 Tahun Cerai, Berawal dari Facebook

Dapat bantuan, tapi tak cukup

Murid bolos karena harus merawat ibu yang sakit stroke (World of Buzz/Facebook Mohd Fadli Salleh)

Sebuah organisasi pemerintah, Baitulmal MAIWP membantu keluarga ini setiap bulannya, dengan memberi mereka RM500.

Jumlahnya memang membantu tetapi dengan orang tua yang terbaring di tempat tidur dan kebutuhan untuk membeli bahan makanan dan kebutuhan pokok, RM500 masih sulit untuk bertahan hidup.

Cikgu Fadli mengungkapkan harapannya agar organisasi ini dapat berkontribusi sedikit lagi untuk membantu keluarga Iman.

“Saya sangat berharap seseorang dari Baitumal datang dan mengunjungi keluarga, dan mengevaluasi kembali jumlah sumbangan bulanan.”

Halaman
123