TRIBUNHEALTH.COM - Presiden RI tentu saja memiliki latar belakang pendidikan yang beragam.
Sejak Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945 sampai sekarang, sudah ada 7 presiden yang tercatat pernah memimpin Indonesia.
Beberapa presiden pernah mengenyam bangku perguruan tinggi, dan beberapa yang lain bersekolah di kemiiliteran.
Lantas di sekolah mana saja presiden Indonesia pernah menempuh pendidikan?
Melansir dari laman Kompas.com, berikut daftar sekolah di mana Presiden Indonesia pernah menempuh pendidikan.
Baca juga: Benarkah Laki-laki yang Mengalami Penyakit Jantung dan Gula Tidak Bisa Ereksi?
1. Soekarno
Sokarno pada tahun 1908 bersekolah di Sekolah Dasar HIS, kemudian melanjutkan ke Europesche Legore School (ELS) Mojokerto pada tahun 1913.
Dikutip dari laman Kompas.com (6/6/2023), setelah lulus dari ELS, Soekarno kemudian melanjutkan pendidikannya di Hogere Burgerschool (HBS) di Surabaya pada tahun 1916.
Pada tahun 1921, Soekarno menyelesaikan sekolah di HBS dan melanjutkan sekolah di Technisiche Hoge School (THS) yang kini dikenal dengan ITB.
Soekarno lulus dengan gelar insinyur pada tahun 1926.
2. Soeharto
Baca juga: Pemahaman Mengenai Diet Sehat Menurut dr. Christin Lumban Tobing Sp.GK, Ini Penjelasannya
Presiden Soeharto masuk sekolah ketika dirinya berusia 8 tahun. Mulanya ia disekeolahkan di SD Puluhan GOdean.
Namun, ia kemudian dipindahkan ke SD Pedes di Kemuduk Kidul dan dipindahkan lagi oleh orangtuanya ke Wuryantoro, Wonogiri.
Saat itu, ia dititipkan di rumah adik perempuan dari ayahnya.
Dikutip dari Kompas.com (14/3/2023), Soeharto kemudian melanjutkan pendidikannya di sekolah Bintara, Gembongm Jawa Tengah pada tahun 1941.
Selanjutnya, ia menjadi anggota TNI pada 5 oktober 1945.
Adapun karirnya di militer dimulai dari pangkat sersan tentara KNIL, kemudian komandan PETA, hingga akhirnya berpangkat Letnan Kolonel.
3. B.J. Habibie
Baca juga: Jangan Salah, Hipertensi Ternyata bisa Terjadi pada Usia Remaja, Ini Penjelasan dr. Mustopa Sp.PD
BJ Habibie menjalani pendidikan SMA di SMAK Dago, Bandung pada tahun 1954.
Selanjutnya dia melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Karena kecerdasannya, ia kemudian melanjutkan studi ke Jerman dan memilih jurusan Konstruksi Pesawat Terbang di Rhenish Westfälische Technische Hochschule, Jerman.