Teknologi AI Bantu Orang Lumpuh untuk Bisa Berjalan, Dapat 'Gantikan' Fungsi Otak yang Rusak

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ahmad Nur Rosikin
Orang lumpuh bisa berjalan karena bantuan AI

TRIBUNHEALTH.COM - Teknologi kecerdasan buatan atau AI telah memungkinkan orang lumpuh untuk kembali berjalan.

Seorang pria asal Belanda yang kakinya lumpuh, Gert-Jan Oskam (40) kini dapat berjalan memanfaatkan pikirannya.

Terobosan ilmiah ini terjadi dengan bantuan dua implan yang memulihkan komunikasi antara otak dan sumsum tulang belakang.

Hal ini memungkinkan dirinya untuk kembali berjalan.

Dilansir TribunHealth.com dari Times of India, berikut ini uraiannya.

Baca juga: Vaksin dan Covid-19 Dikaitkan dengan Kejadian Bells Palsy, Sebabkan Lumpuh pada Satu Sisi Wajah?

Lumpuh lebih dari satu dekade

Ilustrasi lumpuh dan menggunakan kursi roda (Pixabay)

Oskam telah lumpuh di kakinya selama lebih dari satu dekade.

Itu terjadi setelah dia mengalami cedera tulang belakang saat kecelakaan sepeda.

Dengan menggunakan teknologi baru ini, dia sekarang dapat berjalan "secara alami", melewati medan yang sulit, dan bahkan menaiki tangga, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature.

Dikembangkan sejak lama

Teknologi ini merupakan hasil kerja lebih dari satu dekade oleh tim peneliti di Prancis dan Swiss.

Tahun lalu, tim memungkinkan tiga pasien lumpuh berjalan melalui implan sumsum tulang belakang yang mengirimkan tegangan listrik untuk merangsang gerakan otot kaki.

Namun, mereka perlu menekan tombol untuk menggerakkan kaki mereka setiap saat.

Ini membuatnya sulit untuk mengikuti ritme mengambil "langkah alami".

Manfaatkan AI

Ilustrasi chip ditanam di otak (Pixabay)

Baca juga: Bells Palsy Sebabkan Kelumpuhan pada Satu Sisi Wajah, Jangan Tertukar dengan Stroke

Penelitian terbaru menggabungkan implan tulang belakang tersebut dengan teknologi baru yang melibatkan AI.

Teknologi ini ditanamkan di atas bagian otak yang mengontrol gerakan kaki.

Alat ini memiliki kemampuan untuk memecahkan kode rekaman otak secara real time, kata para peneliti.

Ini memungkinkan alat yang dirancang oleh para peneliti di Komisi Energi Atom Prancis (CEA) ini untuk mengetahui bagaimana pasien ingin menggerakkan kaki mereka kapan saja, secara real time.

Data dari otak kemudian ditransmisikan ke implan sumsum tulang belakang melalui perangkat portabel yang diletakkan di alat bantu jalan atau ransel kecil.

Halaman
12