Kerusakan Gigi Akibat Tindakan Bleaching Mengharuskan Beberapa Orang Menggunakan Veneer Gigi

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi
Editor: Melia Istighfaroh
ilustrasi veneer gigi, begini penjelasan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati

TRIBUNHEALTH.COM - Sebagian sobat sehat pasti ingin memiliki tampilan gigi yang putih.

Tindakan bleaching diyakini dapat membuat gigi menjadi lebih putih.

Tindakan ini merupakan proses pemutihan gigi secara kimiawi.

Meskipun bleaching juga dapat dilakukan di rumah, tetap saja harus dengan pengawasan dokter gigi.

Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati menerangkan jika ada salah satu risiko yang bisa dialami akibat bleaching gigi, yaitu terjadinya erosi.

Menurutnya, material keras gigi bisa mengalami kerusakan.

Baca juga: Manfaat Konsumsi Blueberry untuk Kesehatan Kulit, Melawan Penuaan Dini hingga Bantu Penyembuhan Luka

ilustrasi tindakan bleaching gigi yang dilakukan oleh dokter gigi, begini penuturan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati (freepik.com)

Baca juga: Isyana Sarasvati Didiagnosis Lupus, Berikut Jenis Makanan yang Dianjurkan, Ikan hingga Sumber Nabati

"Alih-alih memberikan perubahan perbaikan secara estetik yang terjadi malah kerusakan dan akhirnya harus menggunakan veneer," terang Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati.

Kerusakan gigi yang parah mengharuskan sebagian orang menggunakan veneer gigi.

Biasanya perawatan veneer memerlukan biaya yang lebih tinggi dibanding perawatan bleaching gigi atau pemutihan gigi.

"Saya pernah membuat satu patokan terkait pasta gigi, saya menyarankan jangan sampai di dalam pasta gigi itu ada tulisan kandungan ingredients material pemutih gigi," jelas Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati.

Pernyataan ini disampaikan oleh Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Warta Kota Production program Sapa Dokter edisi 19 Agustus 2022.

"Itu sebetulnya begini, target penyikatan gigi itu sebenarnya bukan membuat gigi yang asli menjadi lebih putih dari normalnya bukan. Tetapi membersihkan dan menyehatkan," tutur Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati.

"Artinya, kalau yang dimaksudkan oleh produsen tadi adalah memutihkan dalam konotasi membersihkan boleh-boleh saja," imbuh Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati.

Akan tetapi jika yang dilakukan adalah upaya whitening atau bleaching, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati tidak sependapat dengan hal ini.

Baca juga: Infeksi Covid-19 Bisa Menyebabkan Kerusakan Organ, Begini Tata Laksana Covid-19 Menurut Ilmuwan

ilustrasi bleaching gigi di rumah, begini pesan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati (freepik.com)

Baca juga: Face Oil Berfungsi Mempertahankan Kelembapan Kulit & Cocok Digunakan Semua Jenis Kulit

Hal ini karena apabila dilakukan tanpa pengawasan dokter gigi maka bisa memicu kejadian erosi.

Bukannya membersihkan gigi, namun justru merusak material jaringan keras gigi.

Bahkan pasta gigi yang mengandung material abrasi terlalu tinggi tidak dianjurkan untuk digunakan.

Termasuk pemakaian sikat gigi yang terlalu keras dan menggosok gigi yang terlalu keras, sangat tidak direkomendasikan oleh dokter gigi.

"Sama dengan pemakaian material bleaching maupun whitening," timpal Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati.

Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati mengatakan jika material hidrogen peroksida dan karbamid peroksida ada di dalam pasta gigi, sebaiknya tidak digunakan setiap hari.

Apalagi jika konsentrasi yang terkandung tinggi maka harus dengan pengawasan dokter gigi.

Halaman
12