- Anggota Ikatan Dokter Indonesia cabang Surakarta
Tidak hanya aktif berorganisasi, dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P juga aktif dalam berbagai pelatihan kursus.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Laki-laki Lebih Berisiko Mengalami Bau Mulut saat Berpuasa Dibandingkan Perempuan?
Baca juga: Prosedur Botox yang Tidak Tepat Dapat Membuat Wajah Menjadi Kaku dan Terlihat Galak
Pelatihan pertama yang ia ikuti pada tahun 2016 adalah Pertemuan Ilmiah Respirasi Surabaya "Achieving excellence in respiratory disease management."
Kemudian pelatihan terakhir yang diikuti pada tahun 2019 adalah Pelatihan Rehabilitasi Paru "Auxilium Vitae Volterra Spa Center of Weaning and Repiratory Rehabilitation" di Italia.
dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P akan menjawab semua pertanyaan sobat sehat terkait kesehatan paru dan pernapasan.
Pertanyaan:
Mengapa kasus tuberkulosis (TBC) perlu dieliminasi dan sebenarnya berapa insidensi kasus TBC di Indonesia sehingga diadakan hari tuberkulosis sedunia?
Yanif, Tinggal di Banyuwangi.
Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan, dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P Menjawab:
Iya, tuberkulosis itu adalah penyakit yang mungkin cukup tua atau termasuk yang paling tua diantara yang lainnya.
Kasus ini bersamaan dengan polio dan lepra dimana kasusnya saat ini sudah jarang didengar, kasus-kasus seperti polio tersebut bahkan hampir punah ya.
Tetapi tuberkulosis sendiri di Indonesia masih menduduki peringkat ketiga di dunia.
Hal ini bukanlah hal yang patut dibanggakan sebenarnya.
Untuk data kita sendiri sebenarnya terkait peringkat 3, belum semua masyarakat terdata dengan baik.
Kemungkinan masih ada yang belum memeriksakan diri atau pengobatan tidak selesai alias mungkin tidak tercatat seperti itu juga bisa.
Mengapa perlu dieliminasi karena jumlah kasus TBC sendiri banyak, kemudian penularannya mudah, dan mortalitasnya jika tidak teratasi dengan baik bisa tinggi.
Tingkat kematiannya kalau tidak diatasi dengan baik, pasien tidak minum obat sampai selesai maka bisa menyebabkan perburukan dari kondisi parunya sendiri serta kondisi dari organ lain yang terkena cukup tinggi.
Efeknya ke orang-orang disekitarnya bisa menularkan, jadi hal ini cukup serius sehingga harus dilakukan eliminasi.
Eliminasi tuberkulosis sebenarnya sudah dilakukan dari lama, tetapi memang karena kasusnya cukup banyak jumlahnya dan mungkin masyarakat masih ada yang belum tahu.
Hal ini karena rata-rata ternyata pasien ketika datang ke rumah sakit dan didiagnosis tuberkulosis dari hasil dahaknya selalu bertanya kenapa bisa mengalami tuberkulosis.