Pertanyaan:
Adakah tips atau upaya pencegahan yang bisa dilakukan oleh penderita asma agar tidak terjadi serangan asma, dok?
Billar, Tinggal di Cianjur.
Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan, Dr. dr. Hendrastutik Apriningsih, Sp.P, (K), M.Kes menjawab:
Yang pertama, sebagai tenaga kesehatan tidak melulu memberikan terapi medika mentosa saja.
Harus seimbang, ada terapi medika mentosa dan non medika mentosa.
Tata laksana utama sebenarnya kita lebih menekankan kontrol lingkungan.
Kontrol lingkungan adalah kita harus melihat apa saja faktor pencetus individual.
Saya yakin faktornya adalah individual karena tidak mungkin 10 penderita faktor pencetusnya sama.
Kedua, jika memang sudah mengetahui apa yang menyebabkan asma kambuh dan sebagainya maka berusaha untuk meminimalisir.
Berusaha menghindari justru lebih bagus.
Pengobatan medika mentosa sesuai dengan pedomannya, sesuai dengan step pasien itu datang ke dokter dengan kondisi seperti apa nanti kita sesuaikan dengan terapinya.
Dokter biasanya memberikan terapi inhaler atau istilahnya pengontrol yang digunakan setiap hari meskipun pasien sesak dan tidak sesak.
Terkadang ini yang menyebabkan perbedaan atau mispersepsi, terkadang pasien hanya menggunakan pada saat sesak.
Baca juga: Mengenal Berbagai Macam Jenis Gizi dari Ahli Gizi Carrisa Wityadarda,M.Kes
Padahal hal ini salah, namanya pengontrol atau obat pengendali digunakan rutin.
Kalau digunakan hanya saat tertentu saja namanya adalah obat pelega.
Jadi obatnya ada dua, yang umum digunakan yang memang diberikan pada setiap pasien asma adalah pengontrol dan pelega.
Pelega ini digunakan pada saat asma kambuh, tetapi untuk pengendali atau pengontrol digunakan terus menerus.
Sampai kapan obat ini digunakan, nantinya ada penyesuaian terapi.
Nantinya dokter akan menaikkan dosis dan menurunkan dosis terkait dengan derajat kontrol asma tersebut.