TRIBUNHEALTH.COM - Orang-orang yang sedang stress eating ataupun emotinal eating cenderung mencari sesuatu yang kuat.
Maksud dari kuat yakni kuat rasa manisnya atau kuat rasa asin dan makanan mengandung lemak.
Dengan seperti itu seseorang yang mengalami stress eating akan mendapatkan kepuasan, walaupun sebenarnya tubuh tidak membutuhkan itu.
dr. Diana Suganda menyampaikan, kita harus bisa membedakan apakah kita memang benar-benar lapar ataukah memang emotional eating atau stress eating.
Dapatkan suplemen yang bisa membantu menambah nafsu makan anda dengan klik link berikut.
Baca juga: dr. Diana Suganda Bagikan Tips untuk Mengatasi Stress Eating, Atur Pola Makan hingga Konsumsi Kopi
Apabila kita memang psychological hunger atau memang kita benar-benar merasa lapar, rasa lapar tersebut juga perlu disadari apakah meamng mersa lapar ataukah dikarenakan stress.
dr. Diana Suganda juga mengatakan, kita harus menyadari rasa lapar tersebut muncul perlahan-lahan misalnya perut terasa berbunyi atau secara lapar tiba-tiba misalnya tiba-tiba ingin makan es krim.
Rasa lapar yang muncul secara tiba-tiba biasanya kaarena emotional eating.
Dengan kita mengonsumsi makanan, tentununya harus kita sadari apakah sudah merasa cukup.
Ketika makan nasi pasti ada fase merasa sudah tercukupi dan ada reaksi berhenti untuk makan.
Baca juga: dr. Andri, Sp.KJ, FAPM Paparkan Terapi yang Dapat Dilakukan pada Penderita Stress Eating
Sedangkan ketika seseorang mengalami emotional eating tidak akan pernah merasa cukup ketika makan.
Dari kedua perbedaan tersebut kita bisa mengetahui apakah memang merasa lapar atau karena emotional eating.
Dengan rasa lapar kita penuhi jadwal makan dengan benar, maka rasa lapar tersebut akan hilang.
Tetapi jika mengalami stress eating, meskipun makan secara terus menerus dikarenakan bukan perut yang membutuhkan tetapi otak yang membutuhkan.
Selama masalah dari pikiran belum hilang, maka akan merasa ingin mengonsumsi makanan terus menerus.
Baca juga: dr. Diana Suganda, Sp.GK, M.Kes Paparkan Dampak Buruk dari Stress Eating
Apabila konsumsi makanan secara terus menerus, tentunya juga tidak baik untuk kesehatan dan beresiko mengalami beberapa penyakit.
Penyakit yang bisa dialami jika terlalu banyak konsumsi makanan manis, maupun asin adalah obesitas, hipertensi, diabetes dan kolesterol.
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV bersama dengan dr. Diana Suganda, Sp.GK. Seorang dokter spesialis gizi klinik.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)