TRIBUNHEALTH.COM - Data tahun 2019 menunjukkan bahwa dalam setiap jam 2 wanita Indonesia meninggal karena kanker serviks.
Dapat diartikan jika 50 wanita meninggal setiap hari akibat menderita kanker serviks.
Bahkan Indonesia menduduki peringkat pertama di Asia dengan penderita kanker serviks paling banyak.
"Datanya menunjukkan bahwa ini ada kanker serviksnya sedemikian rupanya," pungkas dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AMM).
Sejak sebelum pandemi, pemerintah telah mencanangkan vaksinasi HPV atau Human papillomavirus gratis untuk anak perempuan yang berusia 9-13 tahun.
Baca juga: Tidak Ada Pantangan Makanan bagi Seseorang yang Mengalami Cacar Air, Ini Penjelasannya
Baca juga: Lansia yang Tidak Memiliki Kontraindikasi Penyakit Juga Boleh Melakukan Treatment Suntik DNA Salmon
Pernyataan ini disampaikan oleh dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AMM) yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Jogja program Bincang Kesehatan edisi 20 Februari 2023.
Pemberian dosis vaksinasi HPV
dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AMM) menjelaskan jika saat usia 9-13 tahun vaksin HPV diberikan pada anak perempuan sebanyak 2 kali.
Jarak pemberian vaksin pertama dan kedua adalah 6-12 bulan.
Sementara untuk usia 14-45 tahun diberikan vaksin HPV sebanyak 3 kali.
Jarak pemberian vaksin HPV pada usia ini adalah 0, 2 bulan, dan 6 bulan kemudian dari vaksinasi pertama.
"Karena ternyata menurut penelitian kalau usia 9-13 tahun itu antibodinya masih terbentuk dengan sangat bagus, sehingga cukup diberikan 2 kali," jelas dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AMM).
Baca juga: Waspada PCOS Dapat Terjadi pada Remaja, dr. Ronny Adrian, Sp.OG Paparkan Gejala dari PCOS
Baca juga: dr. Dina Fatmasari Sp.DV Paparkan Komplikasi yang Bisa Terjadi jika Cacar Air Tidak Segera Diobati
"Tapi 14 tahun keatas itu harus 3 kali," kata dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AMM).
"Laki-laki itu ada penelitiannya sampai usia 9-26 tahun. Sama, 9-13 tahun sebanyak dua kali. 14-26 tahun itu diberikan 3 kali," sambung dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AMM).
Lantas apakah penderita kanker serviks bisa melakukan vaksinasi HPV?
Mengenai hal ini, dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AMM) menanggapi jika fokus utama pada penderita kanker serviks bukanlah pada langkah pencegahan lagi.
Apabila sudah menderita kanker serviks, maka harus diobati terlebih dahulu karena upaya pencegahan sudah tidak berlaku.
"Kecuali kalau misalnya kanker, baru pra kanker namanya. Kalau kita mengetahui itu kan pakai pap smear ya namanya ya," ulas dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AMM).
Pap smear merupakan prosedur untuk mendeteksi kanker serviks atau kanker leher rahim pada wanita.
Menurut penjelasan dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AMM) tindakan pap smear tidak menimbulkan rasa sakit sehingga sobat sehat tidak perlu khawatir.