Terdapat Beberapa Faktor Pengobatan Skoliosis yang Harus Diperhatikan, Begini Penjelasannya

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi
Editor: Ahmad Nur Rosikin
ilustrasi tulang yang mengalami skoliosis, begini penjelasan Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine

TRIBUNHEALTH.COM - Skoliosis merupakan kelainan tulang belakang manusia yang terkadang tidak disadari.

Pada umumnya skoliosis berbentuk melengkung seperti huruf "S" atau "C".

Kondisi skoliosis yang parah bisa menimbulkan keluhan nyeri punggung dan terganggunya aktivitas sehari-hari.

Pasalnya risiko skoliosis dua kali lebih besar terjadi pada wanita dibandingkan pria.

Sebagai informasi, umumnya skoliosis terjadi akibat faktor keturunan atau bawaan.

Di mana orang-orang yang mengalami skoliosis memungkinkan memiliki anak dengan kondisi skoliosis juga.

Baca juga: Pahami 4 Jenis Skoliosis Ini, Rupanya Ada Jenis Skoliosis yang Bisa Terjadi Sejak Lahir

ilustrasi seseorang yang mengalami skoliosis, begini kata Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine (sains.kompas.com)

Baca juga: Pada Kondisi Ringan, Skoliosis Sulit Dideteksi Tanpa Adanya Pemeriksaan oleh Dokter

Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine menuturkan jika kondisi ini lebih sering terjadi pada usia anak-anak sebelum masa pubertas dengan kisaran usia 10 sampai 15 tahun.

Apabila kondisi skoliosis dibiarkan, lengkungan pada tulang belakang bisa memburuk dan menyebabkan gangguan pernapasan hingga menimbulkan nyeri.

"Kalau skoliosis yang kongenital, yang bawaan lahir itu biasanya sering nggak ketahuan," kata Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine.

"Kecuali kalau si anak ini ada suatu kondisi yang memerlukan dia di rontgen, itu baru ketahuannya betulan," ucap Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine.

dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine menambahkan jika seiring bertambahnya waktu, skoliosis kongenital bisa tumbuh sangat berat.

Nah ketika skoliosis kongenital ini mulai berat biasanya akan terlihat oleh mata secara awam.

Penanganan skoliosis

Menurut dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine terdapat beberapa faktor penanganan skoliosis yang harus diperhatikan.

"Yang pertama itu adalah beratnya skoliosisnya," terang Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine.

Baca juga: Makan dengan Tangan yang Tidak Steril Bisa Berdampak pada Kesehatan Gigi dan Semua Kesehatan

Ilustrasi Skoliosis, begini pemaparan Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine (Tribun - Timur)

Baca juga: Gejala Tuberkulosis Pada Anak dan Dewasa Berbeda, Simak Ulasan dr. Tiffany Tiara Pakasi

Biasanya dari hasil foto rontgen, bisa diukur sudut skoliosis yang dialami oleh pasien.

Jika sudut yang didapat antara 0-30 derajat, biasanya dokter akan melakukan observasi saja.

Observasi yang dilakukan tidak perlu tindakan operasi dan tidak perlu pemberian obat-obatan atau alat khusus.

Biasanya dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan olahraga exercise agar ototnya fit.

Jika sudutnya antara 30-45 derajat, biasanya dokter akan memasangkan brace atau kerangka penyangga.

Halaman
12