Karena menstimulasi dan mengajarkan adalah sesuatu yang berbeda. Jika mengajarkan itu ada satu target bahwa anak itu harus bisa.
Sedangkan stimulasi hanya dengan harapan anak mendapatkan informasi baik secara visual, auditori, atau kinestetik yang merangsang organ atau saraf pada tubuhnya. Jadi tidak ada target.
Baca juga: Tak Hanya Gangguan Berbicara, Afasia juga Bisa Pengaruhi Kemampuan Membaca dan Menulis
Ketika ingin mengajarkan sejak dini, perlu dipahami psikologis anak.
Ketika berhasil mencapai sesuatu maka akan menimbulkan kepercayaan diri. Begitupula jika tidak berhasil.
Mengajarkan Calistung pada anak, harus kita lihat apakah secara kognitif anak sudah pada tahap mampu mencerna suatu informasi tertentu.
Lalu secara psikologis, apakah anak itu sudah bisa berkonsentrasi dan memusatkan perhatian.
Sedangkan secara motorik halus, apakah anak sudah mampu memegang pensil dengan benar.
Baca juga: Psikolog: Tipe Kepribadian Orang Tua Ternyata Mempengaruhi Gaya Pengasuhan Anak
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)