Bukan Behel, Atasi Masalah Gigi Anak dengan Perawatan Ortodonti yang Tepat, Simak drg. Deviana Maria

Penulis: Ranum Kumala Dewi
Editor: Ahmad Nur Rosikin
Ilustrasi anak mengalami masalah gigi

Gigi berantakan sering diidentifikasi sebagai gigi maju atau tidak rapi.

Kondisi ini bila tak segera diatasi, maka bisa menimbulkan sejumlah dampak yang tak menyenangkan bagi si pemilik raga.

Sejumlah dampak memiliki gigi berantakan antara lain:

Baca juga: Sederet Bahaya jika Abaikan Masalah Gigi Berlubang, Simak Penuturan drg. Riona Ulfah

- Kurang percaya diri

- Mudah terselip makanan

- Gigi cepat berlubang

- Timbul penyakit gusi

Ilustrasi seseorang yang mengalami masalah pada gusi (health.grid.id)

- Lebih mudah menyebabkan bau mulut.

Tentunya bila risiko di atas terus dialami semakin membutuhkan biaya penanganan yang lebih besar.

Penyebab Gigi Tidak Rapi

Masalah gigi tidak rapi yang terjadi Indonesia sering kali disebabkan oleh kebiasaan buruk yang dilakukan sejak kecil.

Di antaranya seperti:

Baca juga: Sering Diabaikan, Dokter Gigi Ungkap Pentingnya Menghisap Jempol pada Bayi yang Harus Dipahami

1. Menghisap jempol

Menghisap jempol dari bayi sampai umur 4-5 tahun bisa menyebabkan gigi maju ke depan.

Gigi maju ke depan atau gigi tonggos ini terjadi karena terdorong oleh ibu jari.

2. Minum susu botol terlalu lama

Ilustrasi bayi mengonsumsi susu didalam botol (kompas.com)

Minum susu botol terlalu lama bisa mencetuskan gigi tidak rata.

3. Gigi susu berlubang yang langsung dicabut

Gigi susu yang berlubang lalu langsung dicabut, sementara gigi permanen belum tumbuh maka akanmenyebabkan gigi susu disampingnya saling berdekatan.

Akhirnya menyebabkan terjadibnya penumpukan antar gigi.

Baca juga: Alasan Diperlukan Pencabutan Gigi, Dokter Gigi: Adanya Gigi Berlubang yang Tidak Bisa Ditambal Lagi

"Waktu gigi permanen mau tumbuh sementara gigi susu di atasnya sudah berdekatan maka gigi permanen tumbuh di belakang gigi."

"Jadinya gigi berantakan dan saling bertumpukan satu sama lain," jelas Deviana.

Penjelasan drg. Deviana Maria Anastasia ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Kompas TV.

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)