Antisipasi Stress Eating dengan Penerapan Hidup yang Baik, Simak Panduan dr. Andri, Sp. KJ

Penulis: Ranum Kumala Dewi
Editor: Melia Istighfaroh
Ilustrasi seseorang yang mengalami stress eating

Dalam hal ini, merujuk pada seseorang yang tengah mengalami emosional eating.

Dianda menyebutkan, bahwa penderita emosional eating cenderung akan banyak makan-makanan dengan rasa yang kuat. Seperti rasa manis atau asin.

Baca juga: Makanan Bisa Menjadi Penyumbang Tingkat Keparahan Kondisi Jerawat, Begini Ulasan dr. Veronica

Bila sudah dilakukan, maka biasanya akan timbul rasa puas di dalam diri si penderita.

Walaupun sebenarnya tubuh tidak menginginkannya.

"Kita harus bedakan dahulu, lapar atau emotional/stres eating," ucap Diana.

Identifikasi Stres Eating

Ilustrasi seseorang yang mengalami stress eating (bangka.tribunnews.com)

Berikut ini sejumlah aspek yang perlu diperhatikan untuk mengidentifikasi stress eating, yakni:

1. Intensitas

Pastikan intensitas lapar tersebut, lapar datang secara perlahan atau tiba-tiba.

Baca juga: Masih Percaya Ada Makanan yang Bikin Darah Rendah? Dokter Ahli Gizi Jelaskan Itu Hanya Mitos

Keinginan makan yang datang tiba-tiba merupakan tanda emotional eating atau stress eating.

2. Cukup

Setelah mengonsumsi makanan, apakah sudah cukup merasa kenyang?

Ilustrasi sedang konsumsi suatu makanan(Pexels)

Jika perasaan tercukupi sudah ada dan muncul reaksi tubuh untuk berhenti, maka ini menandakan lapar yang datang adalah secara fisiologis.

Namun jika rasa lapar terus muncul, maka menjadi tanda stress eating.

Baca juga: Cegah Masalah Gizi pada Lansia dengan Pemberian Susu Padat Nutrisi, Simak Ahli Gizi R Radyan Yaminar

Penjelasan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa, Andri dan Dokter Spesialis Gizi Klinik, Diana Suganda dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Kompas TV.

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)