Game Perang Bahaya bagi Anak yang Punya Riwayat Aritmia, Picu Pingsan dan Komplikasi Berkelanjutan

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ahmad Nur Rosikin
ilustrasi anak-anak yang bermain game perang

Ranjit Suri, MD, profesor klinis kedokteran dan kardiologi di Icahn School of Medicine di Gunung Sinai, menyebut efek ini mungkin ditimbulkan oleh lonjakan adrenalin yang intens.

“Kasus-kasus ini menunjukkan bahwa video game dapat menghasilkan jenis adrenalin yang sama yang dapat menyebabkan atlet dan orang-orang di bawah tekanan ekstrem mati ketika jantung mereka berhenti," katanya.

“Anda mendengar, dikatakan bahwa dia sangat marah sehingga dia mati tiba-tiba, dia menjadi sangat ketakutan sehingga dia mati tiba-tiba. Itu di liga yang sama. Hanya saja sekarang kami menyadari bahwa game dapat menghasilkan desakan seperti itu (lonjakan adrenalin).”

Baca juga: Usia Berapa Seseorang Rentan Alami Aritmia? Begini Kata Dr. dr. M. Yamin, Sp.JP(K)

Kata peneliti

ilustrasi pemeriksaan penyakit jantung pada anak (jabar.tribunnews.com)

Para peneliti mulai mengidentifikasi kasus anak-anak yang kehilangan kesadaran saat bermain video game, dan ditemukan 22 kasus.

Para peneliti mencatat bahwa permainan perang adalah pemicu yang paling sering, menyebabkan beberapa anak meninggal setelah serangan jantung.

Dalam beberapa kasus, anak-anak kemudian didiagnosis dengan beberapa kondisi irama jantung, menempatkan mereka pada risiko komplikasi yang berkelanjutan.

Christian Turner, dari The Heart Center for Children, Sydney Children's Hospitals Network, yang juga terlibat dalam penelitian itu angkat bicara.

Baca juga: Informasi Seputar Ablasi Jantung untuk Menangani Kondisi Aritmia atau Gangguan Irama Jantung

“Kami telah mengetahui bahwa beberapa anak memiliki kondisi jantung yang dapat membuat mereka beristirahat saat bermain olahraga kompetitif."

“Tetapi kami terkejut menemukan bahwa beberapa pasien mengalami pingsan yang mengancam jiwa selama video game."

“Video game adalah sesuatu yang sebelumnya saya pikir akan menjadi alternatif 'aktivitas aman'. Ini adalah penemuan yang sangat penting."

"Kita perlu memastikan semua orang tahu betapa pentingnya memeriksakan diri ketika seseorang mengalami episode yang mematikan dalam keadaan seperti ini," tandasnya.

(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)