Ketahui Ragam Masalah Gigi dan Rongga Mulut pada Penderita Diabetes Melitus

Penulis: Putri Pramestianggraini
Editor: Ekarista Rahmawati
ilustrasi masalah rongga mulut pada penderita diabetes

TRIBUNHEALTH.COM - Ketika seseorag sudah terdiagnosa menderita diabetes melitus, maka secara seluler yang terjadi adalah kondisi glukosa yang tinggi pada darah sang penderita bisa menghasilkan AGE yang memicu kejadian perlekatan glukosa dengan protein maupun lemak.

Terkait kondisi kesehatan gigi dan mulut, kita tahu bahwa dalam rongga mulut gigi berada pada jaringan pendukungnya dihubungkan oleh jaringan periodonsium atau jaringan pengikat, yang mana banyak mengandung protein.

Pada kasus ini, kejadian seseorang menderita diabetes melitus dimana AGE nya terhasil banyak dan memicu kejadian pengikatan anatara glukosa, protein dan lemak memicu kejadian collagen crosslink pada area tersebut.

Di mana kolagen pada area tersebut karena mengikat dengan glukosa atau gula, sehingga proses regenerasinya terganggu.

ilustrasi masalah rongga mulut pada penderita diabetes (health.kompas.com)

Baca juga: drg. Anastasia Ungkap Penyakit Diabetes Berpengaruh Terhadap Kesehatan Gigi dan Rongga Mulut

Sementara pada kejadian penderita diabetes, daya pertahanan tubuh pada kejadian masuknya infektan ke dalam tubuh juga menurun.

Ditambah lagi dengan peningkatan sitokin secara seluler memicu kejadian radang yang tak berkesudahan pada area rongga mulut.

Ketika hal tersebut terjadi pada gigi, maka gigi akan mudah sekali terinfeksi, sulit sembuh, mudah goyang dan acap kali lepas sendiri.

drg. Anastasia emngatakan bahwa kejadian ini banyak sekali pada penderita diabetes melitus.

Kasus lain seperti xerostomia atau mulut yang kering, lidah terbakar atau tongue burn, efek selanjutnya adalah produksi air liur menurun yang darinya bisa memicu kejadian plak menempel lebih banyak atau sulit terbersihkan secara normal.

Baca juga: Waspada, Bau Badan dan Bau Mulut Bisa Jadi Tanda Penyakit Diabetes

Sehingga kejadian plak dan karies gigi menjadi lebih meningkat.

Seseorang yang memiliki kebiasaan merokok juga memiliki peran yang tidak ideal, karena bisa memicu kejadian tidak ideal lanjut pada kondisi kesehatan gigi dan mulutnya karena panasnya yang lalu juga dapat memicu kejadian peradangan gusi.

Khusus bagi penderita diabetes melitus, terkait kondisi kesehatan gigi dan mulutnya menjadi perhatian bersama.

drg. Anastasia mengatakan, misalkan ada pasien datang dengan keluhan kurus secara mendadak dan nafsu makan bertambah tetapi sukit untuk gemuk.

Selain itu sering buang air kecil ketika malam hari, termasuk sering mengeluhkan badan yang lemas, luka yang sulit sembuh.

Baca juga: Pola Tidur Bisa Sebabkan Diabetes, Orang yang Tidur Larut Malam Paling Berisiko

Begitu datang ke dokter gigi, dokter melihat oral hygienenya relatif tidak baik sepeerti banyaknya karang gigi, gigi goyanh dan peradangan dimana-mana, termasuk akndidiasis atau jamur di rongga mulut juga banyak pada penderita diabetes melitus.

Gigi yang terjadi rata-rata juga goyah disertai dengan halitosis atau aroma mulut yang khas pada diabetes melitus.

drg. Anastasia juga menyampaikan bahwa hal tersebut menjadi dasar dokter untuk menanyakan pada penderita kapan terakhir general check up.

Karena general check up idealnya dilakukan 1 tahun sekali, apalagi pada mereka yang memiliki pola hidup tidak ideal dan sudah berusia lanjut akan lebih baik paling lambat melakukan general check up 1 tahun sekali.

Baca juga: 5 Makanan yang Baik Dikonsumsi Penderita Diabetes, Mulai dari Sayuran Berdaun Hijau hingga Jeruk

Meskipun ada yang menyebutkan general check up dilakukan per 3 tahun, tetapi drg. Anastasia menyarankan untuk 1 tahun sekali melakukan general check up.

Sehingga apabila terdeteksi anomali tertentu, sesegera mungkin bisa ditanggulangi.

Halaman
12