4 Efek Samping Makan Terong yang Bisa Terjadi, Mulai dari Alergi hingga Risiko Batu Ginjal

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Melia Istighfaroh
Ilustrasi risiko terlalu banyak makan terong

TRIBUNHEALTH.COM - Terong merupakan sayur yang memiliki sejumlah nutrisi penting.

Tak mengherankan jika terong termasuk makanan yang bermanfaat untuk kesehatan.

Namun beberapa orang sebaiknya tidak terlalu banyak mengonsumsi terong.

Pasalnya beberapa kandungan dalam terong justru bisa berdampak negatif pada beberapa orang, termasuk memicu reaksi alergi.

DilansirĀ TribunHealth.com dariĀ Medical News Today pada Kamis (29/9/2022), berikut ini sederet risiko mengonsumsi terong.

Nasunin dan penyerapan zat besi

Ilustrasi manfaat terong untuk kesehatan (Pexels)

Nasunin, fitokimia dalam terong, mengikat zat besi dan mengeluarkannya dari sel.

Proses yang dikenal sebagai khelasi besi ini mungkin berguna bagi orang-orang yang memiliki terlalu banyak zat besi dalam tubuh mereka.

Sementara itu, orang dengan kadar zat besi rendah sebaiknya tidak mengonsumsi makanan yang banyak mengandung nasunin.

Baca juga: 6 Manfaat Terong untuk Kesehatan, Bantu Kontrol Kolesterol hingga Turunkan Berat Badan

Keracunan solanin

ilustrasi seseorang yang mengalami keracunan (freepik.com)

Terong adalah bagian dari keluarga nightshade.

Nightshades mengandung alkaloid, termasuk solanin, yang bisa menjadi racun.

Solanin melindungi tanaman ini saat mereka masih berkembang.

Makan daun atau umbi tanaman ini dapat menyebabkan gejala seperti terbakar di tenggorokan, mual dan muntah, dan aritmia jantung.

Reaksinya bisa berakibat fatal.

Orang biasanya berisiko menelan solanin paling banyak jika mereka makan kentang yang telah berubah menjadi hijau.

Terong mengandung sejumlah kecil solanin, dan makan dalam jumlah rendah hingga sedang tidak mungkin memiliki efek yang signifikan.

Baca juga: Tak Hanya Muntah, Gejala Keracunan Bisa Disertai Pusing dan Diare

Alergi terong

Ilustrasi menggaruk kulit karena alami alergi (pixabay.com)

Dalam kasus yang jarang terjadi, satu atau lebih senyawa memicu reaksi alergi.

Penyebab utama tampaknya adalah protein transfer lipid dalam tanaman.

Halaman
12