Tidak Berdamai dengan Inner Child yang Terluka Dapat Memicu Munculnya Perilaku Toxic

Penulis: Irma Rahmasari
Editor: Melia Istighfaroh
ilustrasi orang dewasa yang masih memiliki inner child yang terluka, berikut penjelasan dr. Karina Ansheila, M.Kes

Bantuan tersebut berguna untuk proses healing atau menyembuhkan diri sendiri.

Baca juga: Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi Sebut Skizofrenia adalah Gangguan Mental yang Paling Kronis

ilustrasi orang dewasa yang masih memiliki inner child yang terluka, berikut penjelasan dr. Karina Ansheila, M.Kes (kompas.com)

Baca juga: Tidak Sama, Ini Beda Gangguan Mental dan Kepribadian Menurut dr. Yanne Cholida, ACp, CHt, CI, CET

Dengan penyembuhan diri tersebut diharapkan di masa kini kita dapat memperlakukan anak dengan baik dan menghindari perilaku toxic yang sudah ada.

"Kita sudah berdamai dengan diri kita sendiri, kita sudah memaafkan kejadian masa lalu, sehingga kita bisa lebih baik lagi."

"Karena kalau kepahitan-kepahitan tersebut diteruskan, kondisi ini akan terjadi secara terus-menerus dan tidak ada ujungnya."

"Jadi kembali lagi ke diri kita sendiri, pilihan untuk menolong itu harus ada di daalam diri kita sendiri," tegas dr. Karina.

Baca juga: Begini Cara Membangun Mental Pengidap Bipolar Agar Tidak Mudah Kambuh, Simak Ulasan Adib Setiawan

Penjelasan tersebut disampaikan oleh dr. Karina Ansheila, M.Kes dalam tayangan YouTube Tribun Manado Official pada 4 Februari 2022.

Baca berita lain seputar kesehatan di sini

(Tribunhealth.com/IR)