dr. B. Neni Mulyanti, Sp.PD, FINASIM Jelaskan Penyebab hingga Tahapan Demensia, Begini Ulasannya

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi
Editor: Ekarista Rahmawati
Ilustrasi seorang lansia mengalami demensia, begini penjelasan dr. B. Neni Mulyanti, Sp.PD, FINASIM

TRIBUNHEALTH.COM - Umumnya beberapa orang mengalami demensia seiring bertambahnya usia.

Demensia merupakan sebuah sindrom yang berkaitan dengan penurunan kemampuan fungsi berpikir, memahami sesuatu, melakukan pertimbangan, dan memahami bahasa, serta menurunnya kecerdasan mental.

Penyebab demensia

Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. B. Neni Mulyanti, Sp.PD, FINASIM penyebab terjadinya demensia adalah terjadinya kerusakan sel otak yang sifatnya permanen.

Baca juga: drg. Ardiansyah S. Pawinru Benarkan jika Posisi Rahang yang Tak Normal Bisa Terlihat Sejak Lahir

Pernyataan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. B. Neni Mulyanti, Sp.PD, FINASIM yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Jateng program Rubrik Kita.

Ilustrasi memberikan dukungan pada pasien demensia, simak ulasan dr. B. Neni Mulyanti, Sp.PD, FINASIM (kompas.com)

Baca juga: HAL-RAR Efektif Atasi Wasir, Bisakah Dikombinasikan dengan Teknik Lain? Ini Jawaban Dokter Bedah

Dimana terjadi kerusakan serabut-serabut sel otak, sehingga komunikasi antar sel terganggu.

Apabila penderita masih mengalami gejala awal atau memiliki faktor keturunan maka bisa dilakukan pencegahan sedini mungkin.

"Namun adapula seseorang yang mengalami pelupa tetapi masih wajar," terang Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. B. Neni Mulyanti, Sp.PD, FINASIM.

"Misalnya apabila hanya sekedar lupa saja, sementara ia tidak mengalami perubahan tingkh laku, dan perubahan emosi, kemungkinan hanya pelupa yang biasa," tambah Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. B. Neni Mulyanti, Sp.PD, FINASIM.

Tahapan demensia

Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. B. Neni Mulyanti, Sp.PD, FINASIM mengatakan jika terdapat tahapan demensia.

Dimana terdapat tahap yang masih awal, tahap menengah, dan bisa masuk ke stadium yang paling berat atau stadium lanjut.

Baca juga: Ketahui Cara Mendiagnosis Alergi yang Disampaikan oleh dr. Ekawaty Yasinta Larope Sp.A(K)

Ilustrasi demensia menyerang otak, begini pemaparan dr. B. Neni Mulyanti, Sp.PD, FINASIM (Freepik)

Baca juga: Ibu Hamil Alami Ambeien, Bisakah Diatasi dengan Metode HAL-RAR? dr. Arief Budiman, Sp. B. Menjawab

Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. B. Neni Mulyanti, Sp.PD, FINASIMĀ  menerangkan jika saat masih tahap awal, memang sulit untuk dideteksi.

"Bahkan keluarga atau penderita terkadang tidak menyadari kondisi tersebut," ucap Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. B. Neni Mulyanti, Sp.PD, FINASIM.

Hal ini lantaran biasanya yang muncul hanya gangguan emosi seperti mudah curiga, marah, dan temperamental.

Namun tentunya hal yang terjadi berkebalikan dengan kebiasaan penderita, bisa juga sebaliknya justru orang tersebut cenderung mengurung diri.

Dimana bisa kehilangan mood, pendiam, dan tidak pernah lagi melakukan kegiatan-kegiatan minat serta hobinya.

Baca juga: Brokoli Punya Sederet Manfaat Kesehatan, Lancarkan Pencernaan hingga Cegah Penyakit Kardiovaskuler

Ilustrasi demensia menyerang otak, begini penuturan dr. B. Neni Mulyanti, Sp.PD, FINASIM (Freepik)

Baca juga: Usia yang Dianjurkan Suntik Putih, Remaja Boleh? Simak Ulasan dr Azizah Amalia Bastian, Sp.KK

Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. B. Neni Mulyanti, Sp.PD, FINASIM menambahkan jika secara umum gejala tersebut muncul apabila mengalami demensia tahap awal.

Baca juga: Sering Buang Air Kecil selama Kehamilan, Normalkah? Perubahan Hormonal Bisa Jadi Pemicunya

Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. B. Neni Mulyanti, Sp.PD, FINASIM dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Jateng program Rubrik Kita edisi 07 Januari 2022.

(Tribunhealth.com/DN)

Baca berita lain tentang kesehatan di sini.