TRIBUNHEALTH.COM - Kita tahu bahwa salah satu cara untuk mendiagnosis sebuah penyakit terdapat beberapa tahapan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan dari pemeriksaan penunjang.
Untuk mendiagnosis tergantung dari penyebabnya.
Misalkan pada pasien yang alergi dengan susu sapi atau alergi dengan makanan, maka cara untuk mendiagnosis selain anamnesis tentu pasien sudah ditanya oleh dokter, apabila terpapar makanan tertentu akan timbul gejala kemerahan.
Selain itu adnaya riwayat orangtua dengan penyakit atopik.
Kemudian pada pemeriksaan fisik pada kulit dapatkan ruam-ruam kemerahan dan dicurigai kemungkinan mengalami alergi.
Lalu bagaimana cara mendiagnosanya?
dr. Ekawaty Yasinta mengatakan, ketika kita curiga bahwa seseorang tersebut alergi dengan makanan tertentu, terdapat tes eliminasi dan provokasi.

Baca juga: Pentingnya Orangtua Mengenali Alergi yang Kerap Dialami Usia Bayi dan Anak-anak
Misalkan ibu dari pasien anak tersebut mengatakan, jika anak mengonsumsi susu sapi akan mengalami merah-merah.
Dokter akan mengeliminasi terlebih dahulu dengan susu sapi.
Anak akan dipantang dengan susu sapi selama periode tertentu, biasanya membutuhkan waktu 2-4 minggu dipantang lalu diberikan susu sapi kembali atau diprovokasi, apakah anak tersebut timbul gejala.
Jika timbul gejala, maka dikatakan bahwa anak tersebut kemungkinan alergi terhadap protein susu sapi.
Pemeriksaan penunjang lain yaitu dengan melakukan tes alergi.
dr. Ekawaty Yasinta menyampaikan, tes alergi yang saat ini diakui adalah tes dengan pengambilan darah maupun dengan tes kulit.
Dari tes tersebut akan terbukti secara ilmiah.
Tujuan dari melakukan tes juga salah satunya adalah menghindari pantangan yang berlebihan.
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV bersama dengan dr. Ekawaty Yasinta Larope Sp.A(K). Seorang dokter spesialis anak konsultan alergi dan imunologi.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)