Konsumsi Pisang hingga Air Kelapa untuk Redakan Gejala Flu Perut

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ekarista Rahmawati
Ilustrasi - Sakit perut karena infeksi atau flu perut

Nasi juga bagus untuk memuaskan rasa lapar.

Namun pastikan makan perlahan dengan gigitan kecil.

Air kelapa

Ilustrasi konsumsi air kelapa (Pixabay)

Baca juga: 4 Manfaat Potensial Minyak Kelapa, Beri Energi untuk Tubuh hingga Kurangi Rasa Lapar

Salah satu hal terburuk yang biasanya terjadi setelah infeksi perut adalah dehidrasi, jadi penting untuk mengisi kembali cairan dalam tubuh.

Selain air, air kelapa adalah minuman yang baik untuk rehidrasi.

Ini adalah sumber elektrolit alami tanpa tambahan gula.

Air kelapa juga sarat dengan kalium dan kaya nutrisi penting lainnya seperti natrium, magnesium, dan fosfor.

Yogurt

ILUSTRASI - Yogurt sehat (Pexels)

Yogurt adalah makanan lain yang bagus untuk membantu sakit perut.

Anda juga dapat memasangkannya dengan nasi saat makan siang atau makan malam untuk mendapatkan makanan bergizi yang memuaskan.

Yogurt akan membantu mengisi kembali bakteri usus menguntungkan yang hilang setelah gangguan lambung.

Ini adalah sumber protein yang kaya yang akan membantu menstabilkan kadar gula darah sehingga tidak akan merasa terkuras energinya.

Makanan dan minuman yang harus dihindari

Ilustrasi - terlalu banyak konsumsi kafein dalam kopi (Pexels)

Baca juga: 4 Alasan Berhenti Konsumsi Minuman Berenergi, Tinggi Kafein dan Tingkatkan Risiko Sejumlah Penyakit

Selain mengonsumsi makanan sehat yang disebutkan di atas, ada makanan tertentu yang harus dihindari selama flu perut atau keracunan makanan.

Hindari minuman berkafein seperti kopi karena dapat semakin mengiritasi perut.

Jangan minum alkohol karena sudah mengalami dehidrasi dan alkohol bersifat diuretik, yang menyebabkan kehilangan cairan.

Makanan tinggi lemak, gorengan, asam tinggi, dan pedas sulit dicerna oleh lambung dan dapat memicu mual, sakit perut, dan muntah.

Saat sakit flu perut, susu dan produk susu juga harus dihindari karena mungkin sulit untuk dicerna.

(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)