TRIBUNHEALTH.COM - Pulpitis adalah peradangan pada pulpa gigi.
Pulpa di dalam gigi terdiri dari jaringan pembuluh darah, suplai darah, saraf, dan jaringan ikat, dilansir TribunHealth.com dari Medical News Today.
Ketika pulpa meradang, seseorang mungkin mengalami rasa sakit dari saraf gigi.
Pulpitis bisa reversibel atau ireversibel.
Pulpitis reversibel
Pada pulpitis reversibel, biasanya ada peradangan ringan pada pulpa, dan orang mengalami nyeri yang berumur pendek.
Jika seseorang mengalami pulpitis reversibel, gigi mungkin memiliki rongga, tetapi belum dalam, sehingga tidak ada bakteri di pulpa.
Baca juga: Jangan Tunggu Sakit Gigi Baru ke Dokter Gigi, drg. Andi Tajrin, Sp.BM Sebut Dampak yang Akan Terjadi
Ketika mengalami pulpitis reversibel, makan sesuatu yang manis atau dingin dapat menyebabkan rasa sakit, tetapi rasa sakit ini hilang begitu stimulan hilang.
Pada tahap ini pulpa gigi biasanya sehat.
Dengan perawatan, gigi dan saraf masih mungkin untuk sembuh.
Pulpitis ireversibel
Pulpitis ireversibel adalah salah satu alasan paling sering bagi seseorang untuk mencari perawatan gigi darurat.
Pulpitis ireversibel terjadi ketika bakteri menyebar ke saraf, dan ada peradangan pulpa yang signifikan.
Pulpitis ireversibel biasanya menyebabkan nyeri hebat yang mungkin spontan, menetap, dan menyebar.
Baca juga: Tak Hanya Kerusakan Gigi, Sakit Gigi Bisa Disebabkan oleh Impaksi hingga Penyakit Serius
Nyeri pulpitis ireversibel mungkin sangat parah sehingga membangunkan seseorang di malam hari.
Seseorang dengan pulpitis ireversibel mungkin mengalami kesulitan menentukan lokasi yang tepat dari rasa sakit.
Namun, 40 persen gigi dengan pulpitis ireversibel mungkin juga tidak menimbulkan rasa sakit.
Pulpitis ireversibel dapat menyebabkan infeksi pada ujung gigi jika bakteri di pulpa menyebabkan saraf mati.
Ini disebut nekrosis pulpa, atau kematian pulpa.
Jika terjadi nekrosis, kantong nanah dapat terbentuk di ujung akar gigi, yang dikenal sebagai abses periapikal, atau abses gigi.