TRIBUNHEALTH.COM - Penyakit jantung bawaan (PJB) atau dalam dunia medis dikenal dengan Congenital Heart Disease ialah suatu kelainan pada jantung yang terjadi sejak bayi berada di dalam kandungan.
Pasalnya ketika seorang ibu sedang hamil, kesehatan bayi di dalam kandungan sudah dapat diketahui termasuk juga penyakit jantung bawaan ini.
dr. Ni Putu Alit Trisna Wati, Sp.Jp menyampaikan, penyakit jantung bawaan (PJB) dapat dicegah dengan memperhatikan kesehatan ibu hamil dan janinnya saat kehamilan.
Baca juga: Gejala Spesifik Penyakit Jantung Bawaan (PJB) : Biru dan Tidak Biru, Berikut Ini Pahami Perbedaannya
Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara rutin melakukan pemeriksaan dengan dokter spesialis kandungan dan melakukan USG fetomaternal.
USG Fetomaternal adalah pemeriksaan USG yang dilakukan oleh dokter spesialis kandungan yang khusus untuk mendalami kesehatan ibu hamil dan bayi di dalam kandungan.
Selain itu sebelum kehamilan juga dapat melakukan yang namanya screening torch.
Screening torch adalah screening untuk wanita yang sedang merencanakan kehamilan atau sedang hamil yang bertujuan untuk memantau apakah sedang terinfeksi virus toksoplasma, rubella, citomegalo, hingga herpes.
Infeksi virus ini ketika terjadi saat kehamilan dapat mempengaruhi kondisi janin yang dapat mengakibatkan terjadinya cacat pada janin, salah satunya adalah penyakit jantung bawaan (PJB).
Baca juga: Apakah Penyakit Jantung Bawaan (PJB) Dapat Sembuh Total? Begini Jawaban dr. Ni Putu Alit Trisna
Dilansir TribunHealth.com, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr. Ni Putu Alit Trisna Wati, Sp.Jp memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Tribun Lampung News Video.
Menurut dr. Ni Putu Alit Trisna Wati, Sp.Jp pentingnya melakukan deteksi dini pada penyakit jantung bawaan (PJB) ini agar dapat diobati sejak dini pula.
Pasalnya jika penyakit jantung bawaan (PJB) ini dapat diobati sejak dini, maka harapan hidup dari anak yang menderita penyakit tersebut juga akan semakin tinggi.
Namun jika penyakit jantung bawaan (PJB) diabaikan dan tidak segera diobati dapat memicu terjadinya komplikasi seperti terganggunya perkembangan anak, infeksi saluran pernapasan, endokarditis, hipertensi pulmonal, masalah irama jantung, hingga kematian.
Baca juga: Kenali Gejala hingga Penanganan pada Penyakit Jantung Bawaan atau Congenital Heart Disease
"Jadi memang seharusnya dilakukan deteksi dini, ketika bayi sudah susah minum ASI, sering berkeringat, sering batuk dan pilek, sebaiknya segera dibawa ke dokter anak untuk screening jantung," jelas dr. Trisna.
"Kita lakukan screening dini, diketahui sejak dini dan pengobatan juga dapat dilakukan semakin cepat, sehingga angka kehidupan anak tersebut akan lebih tinggi."
"Kalau mempunyai hewan peliharaan sebaiknya melakukan screening torch, lakukan pemeriksaan rutin terutama di trimester pertama, karena pertumbuhan organ terjadi di trimester pertama."
"Biasanya penyakit jantung bawaan ini sudah dapat diketahui di usia 18 minggu sampai 24 minggu dengan melakukan USG fetomaternal."
Baca juga: Pahami Faktor Risiko yang Dapat Menjadi Pemicu Terjadinya Penyakit Jantung Bawaan (PJB)
dr. Ni Putu Alit Trisna Wati, Sp.Jp menyampaikan, penanganan pada penyakit jantung bawaan ini akan dimulai dari proses screening.
Kemudian akan dilanjutkan dengan USG jantung atau Ekokardiografi yang bertujuan untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada jantung.
Lantas apakah penderita penyakit jantung bawaan ini dapat hidup dengan normal?
Baca juga: Dampak yang Bisa Terjadi bila Anak Alami Penyakit Jantung Bawaan menurut dr. Syarif Rohimi, Sp.A (K)
"Ketika anak sudah dilakukan terapi atau pengobatan, anak akan kembali ke kehidupannya yang biasanya," terang dr. Trisna.