Manakah yang Lebih Baik, Anak Menghisap Empeng ataukah Menghisap Jari? Ini Kata Dokter Gigi Anak

Penulis: Putri Pramestianggraini
Editor: Ekarista Rahmawati
ilustrasi anak yang memiiki kebiasaan mengempeng

Sejak 2014 hingga sekarang, Wiwik masih konsisten menjadi staf medis RSUD Salewangang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Sebelum bekerja di RSUD Salewangang, pada 2019 ia sempat berprofesi sebagai seorang dosen di Departemen Kedokteran Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.

Baca juga: Siapa Saja yang Boleh Melakukan Tindakan Depigmentasi? Simak Jawaban Dokter Gigi Berikut

Sembari mengajar, ia juga menjadi Staf Medis Rumah Sakit Gigi Universitas Hasanuddin.

Sebelum menjadi seorang dokter gigi, ia sempat mengenyam sejumlah pendidikan.

Di antaranya:

- Jurusan Kedokteran Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Padjajaran, Bandung (2011-2014)

- Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hasanuddin Makassar (1999-2006)

- Sekolah Menengah Atas No. 1, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (1996-1999)

- Sekolah Menengah Pertama No. 1, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (1993-1996)

- Sekolah Dasar No. 3, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (1987-1993).

Baca juga: Apabila Penyakit Sistemik Sudah Terkontrol, Apakah Boleh Menggunakan Behel?

Kini ia bergabung dalam dua organisasi kesehatan. Yaitu:

1. Anggota Perhimpunan Dokter Gigi Anak Indonesia.

2. Anggota Ikatan Dokter Gigi Indonesia

Sejumlah peneltian pernah ia lakukan.

Berikut ini beberapa penelitian dan artikel yang pernah ia buat.

Di antaranya:

1. Hubungan Gingivitis dengan Kebersihan Mulut di SDN Kurusumange Kabupaten Maros

2. Perbandingan Efek Inhibisi Aloe Vera dan NaF secara in vitro.

Profil lengkap drg. Wiwik Elnangti Wijaya Sp.KGA bisa dilihat disini.

Baca juga: Apakah Masalah Saraf Bisa Menyebabkan Terjadinya Depresi? Begini Kata dr. Hary Purwono, Sp.KJ

Pertanyaan :

Manakah yang lebih baik, anak menghisap empeng ataukah menghisap jari?

Anggra, Solo

drg. Wiwik Elnangti Wijaya Sp.KGA menjawab :

Tidak ada yang lebih baik di antara keduanya, apalagi kalau dilakukan berkepanjangan melewati batas usia fase oral.

3 faktor yang perlu diperhatikan antara lain :

- Durasi atau jangka waktu

- Frekuensi

- Intensitas

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)