"Kalau seandainya kita berbicara tentang kondisi risiko genetik ataupun penyakit genetik, itu sebenarnya lebih ke arah gangguan depresi bipolar," tambahnya.
Baca juga: Pesan dr. Irmadani Intan Pratiwi Agar Tak Khawatir Saat Menjumpai Adanya Stretch Mark
Baca juga: Apakah Gangguan Skizofrenia dan Psikosis Sama? Begini Penjelasan Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi
Dimana persentase angka kejadiannya cenderung lebih rentan pada orang yang memiliki risiko genetik dengan gangguan afektif bipolar.
"Nah, balik lagi jika kita berbicara bipolar mungkin tidak hanya kondisi depresi. Mungkin karena kondisi manik maupun hipomanik," lanjut Mayor Kes dr. Hary Purwono, Sp.KJ.
Baca juga: Siapa Saja yang Beresiko Terkena Kanker Payudara? Simak Penjelasan dr. Agus Sutarman, Sp.B.Onk
Penjelasan Mayor Kes dr. Hary Purwono, Sp.KJ dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 02 Juli 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.