TRIBUNHEALTH.COM - Faktor resiko terjadinya kanker payudara dibagi menjadi 2 kelompok, yakni :
- Faktor hormonal
Faktor hormonal adalah faktor-faktor yang dipengaruhi oleh hormon.
Contoh, anak-anak yang menstrasu pertamanya lebih awal yang biasanya mulai menstruasi usia 11 ataupun 12 tahun tetapi anak tersebut menstruasi pada usia 9 tahun.
dr. Agus Sutarman menyampaikan, hal tersebut sudah menjadi salah satu faktor resiko.
Selain itu pada ibu-ibu yang sudah menopausenya terlambat.
Baca juga: Kebiasaan Menghisap Jari Membahayakan Kesehatan Anak? Ini Penjelasan drg. Wiwik Elnangti Sp.KGA
Biasanya usia 50 tahun sudah menopause tetapi pada usia 55 tahun baru menopause.
Tak hanya itu saja, pil KB maupun KB suntik juga menjadi faktor resiko kanker payudara.
Perlu diketahui pada perempuan yang tidak menikah, tidak memiliki anak, tidak hamil, dan tidak menyusui merupakan satu faktor resiko terkena kanker payudara.
Adanya kelainan tumor pada ovarium menjadi faktor resiko kanker payudara, karena pabrik dari hormon esterogen adalah ovarium.
Apabila terdapat tumor pada ovarium, maka produksi hormon esterogen akan terganggu sehingga akan menyebabkan kanker payudara.
Baca juga: drg. Ardiansyah Pawinru Sp.Ort(K) Paparkan Usia yang Optimal Menggunakan Kawat Gigi
- Faktor non hormonal
Riwayat radiasi pada payudara dan keluarga termasuk salah satu faktor resiko terkena kanker payudara.
dr. Agus Sutarman menyampaikan bahwa pada dasarnyas emua orang berpotensi terkena kanker payudara, termasuk laki-laki.
Tetapi prosentase pada laki-laki hanya 1 persen kemungkinan mengalami kanker payudara.
Laki-laki sangat jarang mengalami kanekr payudara, tetapi seandainya laki-laki mengalami kanker payudara biasanya tumbuh lebih cepat dan lebih ganas dibandingkan pada wanita.
Wanita 99 persen beresiko mengalami kanker payudara, tetapi tergantung dari faktor resikonya.
Bila wanita memiliki faktor resiko, kemungkinan terkena kanker payudara lebih besar.
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV bersama dengan dr. Agus Sutarman, Sp. B.Onk. Seorang dokter spesialis bedah konsultan onkologi.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)