"Setelah 4 jam pasien sudah bisa beraktivitas seperti biasa, sudah boleh duduk, sudah boleh berjalan."
"Jadi lukanya hanya luka tusuk saja di lipat paha, langsung dari pembuluh darah paha, kateter ini akan dimasukkan ke jantung, lukanya berupa luka titik-titik saja bukan berupa luka sayatan besar."
Baca juga: Tak Hanya Terjadi pada Orangtua, Aritmia Jantung Bisa Dialami Sejak Usia Muda
Lantas apakah setelah melakukan ablasi jantung, atrial fibrilasi tidak bisa kambuh kembali?
dr. Iganatius menjelaskan, tingkat keberhasilan ini kembali lagi pada kondisi pasien, kalau misalnya pasien atrial fibrilasi diketahui sedini mungkin pada saat atrial fibrilasi masih stadium awal, maka risiko untuk tidak kambuh dan keberhasilannya sangat tinggi.
Ketika atrial fibrilasi diobati pada saat stadium awal, angka kekambuhannya akan kecil dibandingkan dengan pasien yang sudah memasuki atrial fibrilasi stadium lanjut.
"Stasium lanjut keberhasilannya mungkin hanya 60 sampai 70 persen, sedangkan stadium awal bisa mencapai 80 persen tingkat keberhasilannya."
Baca juga: Setelah Memasang Perangkat ke Dalam Tubuh, Dokter Sebut Penderita Aritmia Tetap Bisa Hidup Normal
"Saya selalu cerita kepada pasien saya yang mengalami atrial fibrilasi, setelah menjalani ablasi jantung, masalah tidak selesai begitu saja."
"Artinya pasien tetap harus menjaga faktor risiko yang lain, kalau memiliki darah tinggi, darah tingginya harus terkontrol, kalau memiliki diabetes, diabetesnya harus terkontrol."
"Semua itu harus dikontrol dengan baik, supaya mencegah jangan sampai risiko atrial fibrilasinya muncul kembali dan pasien harus melakukan ablasi jantung ulang."
Baca juga: dr. Daniel Tanubudi, Sp.JP(K), FIHA Ungkap Rentang Usia Seseorang Bisa Mengalami Aritmia Jantung
Karena memang faktor risiko dari atrial fibrilasi tidak hanya faktor usia saja, namun gaya hidup hingga penyakit penyerta juga mempengaruhi.
Jika atrial fibrilasi dapat dideteksi sejak awal, pasien memiliki angka kesembuhan yang tinggi dan tidak perlu minum obat kembali.
Oleh karena itu pentingnya melakukan deteksi awal atrial fibrilasi dengan gerakan MENARI yaitu Meraba Nadi Sendiri, untuk mengetahui apakah denyut jantung berdenyut secara normal atau tidak.
Penjelasan ini disampaikan oleh Consultant of Cardiac Intervention & Arrhythmia, dr. Ignatius Yansen NG, Sp.JP(K), FIHA, FAsCC dalam tayangan YouTube Kompas TV program Bincang Sehat pada 25 Juni 2022.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)