Setelah Melakukan Ablasi Jantung, Apakah Atrial Fibrilasi Bisa Kambuh Kembali? Begini Jawaban Dokter

Penulis: Irma Rahmasari
Editor: Ahmad Nur Rosikin
ilustrasi seseorang yang mengalami atrial fibrilasi

TRIBUNHEALTH.COM - Aritmia adalah gangguan irama pada jantung, dimana jantung dapat berdenyut sangat lambat, berdenyut sangat cepat, dan berdenyut tidak beraturan.

Menurut Consultant of Cardiac Intervention & Arrhythmia, dr. Ignatius Yansen NG, Sp.JP(K), FIHA, FAsCC, aritmia dibagi menjadi tiga jenis, yaitu aritmia lambat atau bradiaritmia, aritmia cepat atau takiaritmia, dan atrial fibrilasi atau AF.

Aritmia lambat atau bradiaritmia merupakan suatu kondisi dimana denyut jantung lambat atau sangat lambat atau kurang dari 60 kali dalam kondisi istirahat.

Aritmia cepat atau dikenal dengan takiaritmia adalah kondisi denyut jantung yang cepat atau lebih dari 100 kali dalam kondisi istirahat.

Sedangkan atrial fibrilasi atau AF adalah gangguan irama jantung atau aritmia yang ditandai dengan denyut jantung yang tidak beraturan, yang artinya denyut jantung tidak berdenyut secara reguler seperti yang kita ketahui selama ini.

Baca juga: Deteksi Dini Aritmia dengan MENARI, Meraba Nadi Sendiri, Berikut Ulasan dr. Ignatius Yansen

Ilustrasi penyakit aritmia (health.kompas.com)

dr. Ignatius Yansen menyebutkan, aritmia yang paling banyak terjadi adalah atrial fibrilasi atau AF dan faktor risiko yang paling utama dari atrial fibrilasi ini adalah faktor usia.

Dilansir TribunHealth.com, Consultant of Cardiac Intervention & Arrhythmia, dr. Ignatius Yansen NG, Sp.JP(K), FIHA, FAsCC memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Kompas TV program Bincang Sehat.

Menurut penuturan dr. Ignatius, atrial fibrilasi atau AF memiliki stadium, yaitu stadium ringan dan stadium lanjutan.

Pada stadium ringan, keluhan yang muncul adalah denyut jantung yang tidak beraturan tersebut masih hilang dan timbul.

Sedangkan AF dengan stadium lanjut, AF atau denyut jantung yang tidak beraturan tersebut terjadi secara terus menerus baik dalam kondisi istirahat ataupun dalam kondisi tidur, irama jantungnya selalu AF atau tidak beraturan.

Baca juga: dr. Ignatius Yansen Paparkan Risiko Atrial Fibrilasi, Stroke Hingga Gagal Jantung

Ilustrasi penyakit jantung aritmia (health.kompas.com)

Atrial fibrilasi dapat dilakukan pengobatan dengan cara ablasi jantung yaitu dengan Kateter ablasi dan dengan Cryoablation.

Kateter ablasi merupakan prosedur untuk memperbaiki aktivitas listrik abnormal pada jantung dengan mengirimkan radiofrekuensi melalui kateter.

Radiofrekuensi ablasi ini menggunakan tenaga gelombang radio atau gelombang panas melalui kateter ablasi.

"Jadi kateternya dapat menghantarkan panas dari 30 derajat hingga 40 derajat," jelas dr. Ignatius.

"Kemudian kita akan membuat titik demi titik di sekitar pembuluh darah paru untuk mengisolasi supaya fokus aritmia tidak masuk ke jantung."

Baca juga: Apakah Gangguan Irama Jantung Atrial Fibrilasi Dapat Disembuhkan? Begini Jawaban dr. Ignatius

Ilustrasi mengalami aritmia (health.kompas.com)

Cryoablation adalah salah satu prosedur untuk pengobatan atrial fibrilasi dengan menggunakan balon dingin.

"Kalau metode yang lama, kita menggunakan kateter satu per satu kita titikin di sekitar paru, sedangkan cryoablation kita hanya memasukkan balon dingin ke pembuluh darah paru, kemudian kita dinginkan dan suhunya bisa turun sampai minus 50 derajat."

"Kemudian akan ada kondisi freezing, jadi efeknya sama, namun ini lebih cepat dari metode sebelumnya."

Baca juga: Kateter Ablasi Hingga Cryoablation, Berikut Ini Pahami Metode Pengobatan dari Atrial Fibrilasi

ilustrasi aritmia jantung (health.kompas.com)

dr. Ignatius memaparkan, tindakan kateter ablasi membutuhkan waktu sekitar 3 sampai 4 jam, sedangkan cryoablastion kurang dari 2 jam sudah dapat diselesaikan.

"Setelah melakukan tindakan ablasi jantung, pasien tidak perlu dirawat di ruang intensif dan langsung dirawat di ruang biasa," terang dr. Iganatius.

Halaman
12