Benarkah Stroke Banyak Mengincar Pria? Begini Kata dr. Lilir Amalini, Sp.S

Penulis: Ranum Kumala Dewi
Editor: Ahmad Nur Rosikin
Ilustrasi penderita stroke

Perbedaan TIA dengan stroke yakni terletak pada durasi munculnya gejala.

Pada TIA, gejala di atas biasanya akan muncul beberapa menit saja.

Artinya dalam kurung waktu kurang dari 24 jam gejala sudah hilang.

Baca juga: Apa yang Menyebabkan Stroke Berulang Kembali? Begini Kata dr. Nilla Mayasari, M.Kes., Sp.KFR-K

Seringkali orang akan menganggap tanda tersebut adalah hal yang biasa tidak menandakan suatu masalah kesehatan.

Seharusnya apabila sudah mengalami TIA, pasien harus segera mencari tahu penyebabnya.

ilustrasi penyakit stroke (freepik.com)

Bila sudah ditemukan penyebab TIA, diharapkan tidak bisa berkembang menjadi Stroke.

Alasan Begadang Sebabkan Stroke

Berdasarkan penelitian, durasi tidur yang kurang dari 7 jam/hari bisa mencetuskan peningkatan risiko pendarahan pada otak. Kasus ini dapat terjadi sekitar 20 persen.

Namun juga perlu diketahui bahwa tidur lebih dari 9 jam/hari juga dapat memicu stroke dan kelainan jantung serta pembuluh darah.

Baca juga: Hati-hati, Hipertensi Bisa Menyebabkan Penyakit Stroke

Ilustrasi seseorang yang mengalami gangguan tidur (freepik.com)

"Jadi memang tidur itu harus pas, nggak boleh kurang juga nggak boleh kelebihan," pesan Lilir.

Durasi tidur yang paling disarankan oleh dokter adalah 7 hingga 8 jam sehari.

Mengganti Waktu Tidur

Beberapa orang memiliki kebiasaan tidur yang berbeda pada kebanyakan orang umumnya.

Seperti memiliki kebiasaan tidur dimulai dari tengah malam dan baru terbangun menjelang siang

Baca juga: Adakah Posisi Tidur yang Baik untuk Pasien Stroke? Begini Kata dr. Nilla Mayasari, M.Kes., Sp.KFR-K

Menurut Lilir, keadaan demikian kerap disebut sebagai cara untuk mengganti waktu tidur.

Bila dilakukan hanya beberapa kali saja, hal ini tidak menjadi masalah.

Ilustrasi gangguan tidur (Tribun Travel - Tribunnews.com)

Namun jika terus dilakukan berulang kali, maka bisa menimbulkan masalah kesehatan.

Baca juga: Ilmuwan Kembangkan Tes Darah untuk Prediksi Stroke, Serangan Jantung, dan Gagal Jantung

Penjelasan Dokter Spesialis Saraf, Lilir Amalini ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)