dr. Pratidona Anasika Paparkan Kondisi Kulit & Batasan Usia yang Tidak Diperkenankan Facial Vampire

Penulis: Irma Rahmasari
Editor: Ahmad Nur Rosikin
Ilustrasi kondisi kulit glowing dan sehat hasil dari treatment facial vampire

TRIBUNHEALTH.COM - Facial vampire ialah perawatan kulit wajah dimana perawatannya menggunakan darah dari pasien itu sendiri yang diaplikasikan ke wajah dengan cara facial.

Facial vampire memiliki banyak manfaat untuk kesehatan kulit, mulai dari mengecilkan pori-pori, menyamarkan bekas jerawat, menyamarkan flek hitam, mencerahkan kulit, mengurangi kerutan, hingga membuat kulit menjadi glowing.

Prosedur facial vampire dimulai dari pengambilan darah dari tubuh pasien yang kemudian darah tersebut akan dimasukkan ke dalam alat yang bernama Centrifuge.

Darah tersebut akan mengendap di bagian bawah, sedangkan sisanya merupakan plasma darah yang disebut dengan PRP atau Platelet Rich Plasma.

Plasma darah atau PRP itulah yang nantinya akan digunakan sebagai bahan untuk facial vampire.

Baca juga: Hasil Facial Vampire Dipengaruhi Oleh Kondisi Kulit & Jenis Keluhan, Simak Ulasan dr. Pratidona

Ilustrasi teknik vampire facial (health.tribunnews.com)

Meskipun memiliki berbagai manfaat yang bagus untuk kesehatan kulit, namun tidak semua kondisi wajah boleh melakukan treatment facial vampire ini.

Dilansir TribunHealth.com, Dokter Kecantikan, dr. Pratidona Anasika memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Tribun Tangerang dalam program Sapa Dokter Kecantikan.

Menurut dr. Pratidona, vampire facial tergolong jenis treatment yang tidak berbahaya jika prosedur facial vampire dilakukan sesuai dengan SOP dan dilakukan oleh dokter yang telah bersertifikasi.

Meskipun tidak berbahaya, terdapat kondisi kulit tertentu yang tidak diperbolehkan melakukan treatment ini, salah satunya adalah kondisi kulit yang berjerawat sangat parah.

Pasalnya facial yang dilakukan pada facial vampire ini menggunakan jarum yang nantinya akan membuat kulit menjadi luka setelah melakukan treatment.

Jerawat yang isinya nanah semua tidak disarankan untuk melakukan vampire facial, karena kulit dengan kondisi yang seperti itu tidak boleh diberikan luka.

Baca juga: Apakah Facial Vampire Boleh Dilakukan pada Penderita Darah Rendah? Begini Ulasan dr. Pratidona

ilustrasi seseorang yang melakukan treatment vampire facial (freepik.com)

Jika kulit dengan kondisi demikian, dr. Pratidona menyarankan untuk melakukan treatment jerawat lebih dahulu, jerawat disembuhkan lebih dulu baru setelahnya melakukan treatment facial vampire.

"Jadi jerawatnya disembuhin dulu, dikeringkan dulu, nanti kalau jerawatnya sudah kering baru bekasnya dihilangkan dengan facial vampire," terang dr. Pratidona.

"Kalau bahayanya tidak berbahaya, asal sebelum treatment dikonsultasikan lebih dulu dan disesuaikan dengan kebutuhan."

"Dan kita juga memiliki standar operasional, seperti apa yang memang harus boleh dilakukan dan memang tidak boleh dilakukan."

Baca juga: Pahami 5 Syarat Berikut Sebelum Melakukan Facial Vampire, Berikut Ulasan dr. Pratidona Anasika

ilustrasi treatment vampire facial (freepik.com)

dr. Pratidona memaparkan, seseorang yang memiliki riwayat diabetes dan pasca Covid-19 harus lebih diperhatikan, karena treatment ini menyangkut dengan darah.

"Untuk diabetes pasien tidak boleh terluka, dan pasca Covid-19 ada yang mengalami pengentalan darah," tutur dr. Pratidona.

"Nah kondisi yang seperti itu harus diinfokan lebih dulu, jadi biar nantinya ada solusi dari dokter yang akan menangani."

"Memang ada beberapa pasien yang kondisinya berbeda dengan yang lainnya, sehingga pasien harus menginformasikan kondisinya kepada dokter lebih dulu."

"Mungkin nanti ada solusi seperti treatment bisa dilakukan sebulan sekali tidak harus dua minggu sekali, atau misalnya melakukan facial vampire dan di selang-seling dengan treatment lain."

Halaman
12