TRIBUNHEALTH.COM - Tanpa disadari, penyakit stroke bisa menngintai siapa saja.
Seringkali penyakit stroke dianggap hanya bisa terjadi pada usia lanjut saja.
Nyatanya banyak usia muda mengalami gejala stroke maupun stroke ringan.
Seseorang dengan stroke perlu mendapatkan pengobatan yang tepat dan cepat agar tidak mengalami kejadian fatal.
Stroke merupakan kondisi medis yang menakutkan dan mengancam jiwa, namun begitu pasien mulai oulih, oasien akan mengalami dampak pada kualitas hidup yang disebabkan oleh kerusakan.
Pasien stroke mungkin mengalami berbagai hambatan untuk pemulihan aktivitas normal dan partisipasi.
Baca juga: dr. Irmadani Paparkan Kondisi Medis Tertentu yang Tidak Diperbolehkan Melakukan Vampire Facial
Keadaan ini dapat berupa gangguan yang secara langsung disebabkan oleh stroke atau komplikasi lain dari stroke.
Terdapat beberapa gangguan umum setelah stroke, diantaranya gangguan Motorik seperti berjalan afasia (gangguan berkomunikasi), gangguan kognitif, disartria, disfagia, kelemahan otot wajah, gangguan keseimbangan dan koordinasi, gangguan persepsi termasuk disfungsi visuospatial, kehilangan sensori, gangguan ektremitas, masalah penglihatan.
Adapun keterbatasan aktivitas yang umum dialami pasien pasca stroke diantaranya keterbatasan saat mandi, komunikasi, pakaian, makan & minum, keterbatasan partisipasi (kembali bekerja), psikologikal (membuat keputusan), fungsi seksual, toilet, transfer, inkontinensia urian dan/atau fekal, jalan dan mobilitas.
Baca juga: Orangtua Perlu Perhatikan Kesehatan Anak Sebelum Pembelajaran Tatap Muka
Adapun komplikasi umum pasien pasca stroke diantaranya anxietas, depresi, emisional, jatuh, kelelahan (fatigue), infeksi (khususnya infeksi saluran kemih dan paru-paru), malnutrisi/under-nutrisi, nyeri, ulkus dekubitus, stroke berulang, nyeri bahu, subluksasi bahu, spastis, dan tomboemboli vena.
Apa tujuan rehabilitasi medis pada pasien stroke fase lanjut?
Begini penjelasan dr. Nilla Mayasari, M.Kes., Sp.KFR-K.
Nilla adalah seorang Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Konsultan.
Nilla Mengawali karirnya sebagai dokter umum di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar pada 2010.
Kemudian pada 2010 Nilla menekuni profesinya menjadi dokter rehabilitasi medik.
Baca juga: drg. Anastasia Sampaikan Beberapa Tindakan untuk Memperbaiki Kondisi Setelah Pembersihan Karang Gigi
Pada tahun yang sama hingga saat ini, Nilla juga masih aktif menjadi Dosen Departemen kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK-UNHAS.
Berkat kemampuannya, pada 2011 hingga 2013 ia dipercaya sebagai Kepala Seksi Pelayanan Medik Rawat Inap RSUP.dr Wahidin Sudirohusodo.
Dilanjutkan pada 2015 sampai 2019 menjadi Kepala seksi Pelayanan Medik Rawat jalan.
Karena pengalaman dan kemampuannya, pada 2019 hingga sekarang, ia berpraktek dan sekaligus menjabat sebagai Kepala Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP.dr.Wahidin Sudirohusodo.
Kompetensi yang dimiliki oleh Nilla tidak bisa diragukan.
Baca juga: Profil dr. Maria Ratna Andijani, Sp.OG, M.Med yang Berpraktek di RS St. Carolus Summarecon Serpong
Tercatat, berdasarkan daftar riwayat hidup yang diterima oleh Tribunhealth, dirinya telah menempuh berbagai jenjang pendidikan dan lulus dari sejumlah universitas ternama di Indonesia dan luar negeri.
Berikut di antaranya:
1. Profesi Dokter Umum Universitas Hasanuddin (2002)
2. Program Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (2010)
3. Magister Kesehatan di Universitas Padjadjaran (2009)
4. Fellowship Pediatric Rehabilitasi (2016)
5. Konsultan Rehabilitasi Anak, Kolegium IKFR (2020).
Profil lengkap dr. Nilla Mayasari, M.Kes., Sp.KFR-K bisa dilihat disini.
Baca juga: Ini Waktu yang Tepat dalam Menanamkan Pola Asuh pada Anak, Psikolog Sebut Salah Satu Tips Parenting
Pertanyaan :
Apa tujuan rehabilitasi medis pada pasien stroke fase lanjut?
Anggra, Solo
dr. Nilla Mayasari, M.Kes., Sp.KFR-K menjawab :
Seperti dalam manajemen medis semua pasien, manajemen stroke membutuhkan perawatan yang optimal pada semua fase untuk mencegah komplikasi medis dan kondisi yang akan muncul saat pasien melalui fase akut ke fase pemulihan, rehabilitatif, serta pemeliharaan jangka panjang setelah stroke.
Rehabilitasi stroke merupakan pengelolaan rehabilitatif yang komprehensif terhadap disabilitas melalui pendekatan neurorehabilitasi dengan tujuan mengoptimalisasikan pemulihan dan/atau memodifikasi gejala sisa yang ada agar mampu melakukan aktivitas fungsional secara mandiri, dapat beradaptasi dengan lingkungan dan mencapai hidup yang berkualitas.
Rehabilitasi bertujuan untuk memaksimalkan aktivitas individu, partisipasi (peran dan posisi sosial)dan kualitas hidup, dan meminimalkan distress bagi pengasuh.
Baca juga: Tanpa Disadari, Faktor Hormonal Menjadi Penyebab Kerontokan Rambut, Simak Ulasan Dokter
Rehabilitasi merupakan pendekatan yang aktif, berorientasi pada tujuan dan berpusat pada pasien dan harus dimulai sesegera mungkin setelah stroke.
Rehabilitasi melibatkan penilaian, pengobatan dan manajemen pasien secara multidisiplin, untuk memastikan pasien stroke mencapai tingkat fungsi yang optimal dan kemandirian dari sudut pandang fisik, psikologis, sosial dan vokasional.
Rehabilitasi mengurangi tingkat disabilitas dan ketergantungan penyandang disabilitas dengan mengembangkan semaksimal mungkin kemampuan yang dibutuhkan untuk berfungsi secara memadai dalam situasi individu.
Pengobatan rehabilitasi bertujuan untuk mengembalikan kemampuan fungsional serta integrasi sosial penyandang disabilitas.
Pada fase lanjut (maintenance phase), tujuan rehabilitasi adalah memantapkan dan mempertahankan fungsi, dimana fokus terapi meningkat dari kemandirian ADL menjadi kemandirian vokasional (kembali bekerja), latihan gerakan motorik halus tahap lanjut, begitupun dengan latihan kebugaran
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)