Penjelasan Lengkap Pihak Kemenkes Mengenai Hepatitis Akut, Penyebab hingga Peluang Jadi Pandemi

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ahmad Nur Rosikin
Ilustrasi anak yang mengalami hepatitis misterius

Dia menyebut pihaknya telah berdiskusi dan mulai menata sistem untuk menjalankan semuanya.

"Bahwa ini dilakukan semuanya. Jadi mulai dari pencegahan," tandasnya.

Dia juga menyinggung mengenai entry atau pintu masuk hepatitis akut.

Karena kondisi ini menyerang pencernaan, dia menyebut yang paling dicurigai adalah oral.

"Melalui mulut, makanan dan minuman."

Kemungkinan kedua adalah respirasi.

Pasalnya adenovirus, yang diduga menjadi pemicu, banyak tersebar di mana-mana dalam bentuk jinak.

Jadi pola hidup 3M yang sudah biasa dilakukan sejak pandemi, cukup untuk membuat perlindungan.

"Cuci tangan yang baik, tidak sembarangan memegang mulut dan memakan, ataupun respirasi," paparnya.

"Jadi ini tetap bisa dipakai, prosedur 3M ini tetap berjalan untuk mengamankan, paling tidak mencegah ini terjadi," pungkas Prof. David Handojo Muljono.

Kaitan dengan Covid-19

Ilustrasi pandemi Covid-19 (health.grid.id)

Baca juga: Meski Pandemi Berakhir, Dampak Jangka Panjang Covid-19 Jauh dari Selesai, Termasuk Masalah Jantung

Prof. David menyebut terlalu dini untuk mengaitkan hepatitis akut dengan Covid-19.

"Kalau dari data.. Jadi data sudah dikumpulkan dari berbagai sumber. Mereka tidak pernah terkena Covid atau mungkin pernah kena tapi sembuh.

"Jadi saya kira untuk ditarik kesimpulan memang harus berhati-hati."

Prof. David Handojo Muljono menekankan perlunya melihat lebih banyak kasus dan juga.

"Saya kira ini perlu kajian yang lebih luas," tandasnya.

Mungkin jadi pandemi baru?

Prof. David Handojo Muljono dengan tegas mengatakan saat ini belum ada dugaan bahwa hepatitis akut akan menjadi pandemi berikutnya.

"Sampai sekarang ini dugaan ke arah ini menjadi pandemi tidak ada atau belum ada," katanya.

Dia memaparkan sejumlah alasan mengapa hepatitis akut masih terlalu jauh untuk berkembang menjadi pandemi.

Halaman
1234