dr. Hari menyarankan untuk segera ke fasilitas kesehatan terdekat atau datang ke dokter spesialis kulit jika sudah terlanjur terkena kutu kulit kepala atau scabies.
3. Ikuti anjuran dokter
Ketika satu tempat tinggal atau satu mess ada yang terkena, dokter biasanya akan menganjurkan untuk melakukan pengobatan pada orang yang tinggal bersama.
Pasalnya jika salah satu tidak diobati dan ketika seseorang yang terinfeksi kutu kulit kepala atau scabies sudah sembuh, maka yang sudah sembuh dapat berisiko tertular kembali.
Baca juga: Tak Hanya Gatal Saja, dr. Hari Purwanto, Sp. DV Paparkan Gejala Lain dari Penyakit Kulit Scabies
4. Sabar dalam pengobatan
Baik kutu scabies ataupun kutu kulit kepala akan diberikan obat yang sama yaitu permethrin.
Namun bentuk permethrin untuk scabies dan untuk kutu kulit kepala berbeda, untuk scabies akan diberikan dalam bentuk salep dan untuk yang kutu kulit kepala akan diberikan dalam bentuk lotion atau cair.
Penggunaan permethrin pada scabies dianjurkan digunakan pada seluruh badan semalaman dan tidak boleh terkena air.
Sedangkan permethrin untuk kutu kulit kepala dianjurkan digunakan pada kulit kepala selama 10 menit dan kemudian dibilas.
dr. Hari menyebutkan, pengobatan tiap orang akan berbeda-beda, ada yang cukup sekali menggunakan permethrin, namun ada juga yang harus kontrol ke dokter dan dilakukan pengobatan lagi.
"Ada beberapa orang yang butuh kontrol untuk pengobatannya, kadang ada pengulangan pengobatan selama seminggu atau dua minggu," tutur dr. Hari.
Baca juga: Mengenal Dua Macam Penularan Scabies, Langsung dan Tidak Langsung, Begini Ulasan dr. Hari Purwanto
"Mungkin ada juga yang tidak kunjung sembuh karena tidak menjaga kebersihan dengan baik."
"Baik pengobatan pada kutu scabies atau kutu kulit kepala akan disesuaikan dengan gejala dan komplikasinya."
"Jika ada gejala lain selain gatal, seperti demam, maka akan diberikan obat lain karena kondisi ini sudah memasuki fase berat."
"Kondisi ini dapat terjadi ketika daya tahan tubuh jelek atau penyakitnya sudah lama tidak diobati," lanjut dr. Hari.
Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Dermatovenereologi, dr. Hari Purwanto, Sp. DV dalam tayangan YouTube Tribun Lampung News Video pada 28 April 2022.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)
Baca tanpa iklan