Breaking News:

Mengenal Dua Macam Penularan Scabies, Langsung dan Tidak Langsung, Begini Ulasan dr. Hari Purwanto

Scabies atau kudis merupakan salah satu penyakit kulit yang bersifat menular, baik menular melalui kontak langsung atau tidak langsung.

Penulis: Irma Rahmasari | Editor: Ekarista Rahmawati
pixabay.com
ilustrasi seseorang yang mengalami scabies 

TRIBUNHEALTH.COM - Scabies atau sering dikenal dengan kudis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh parasit atau kutu yang bernama Sarcoptes Scabiei.

Parasit atau kutu scabies ini tidak dapat terlihat oleh mata telanjang, sehingga untuk melihatnya harus menggunakan mikroskop untuk melihat hewan atau parasit.

Gejala awal yang dirasakan oleh pasien jika terkena scabies atau kudis adalah rasa gatal terutama di malam hari.

Gatal akan terasa lebih parah ketika di malam hari karena parasit atau kutu scabies tersebut lebih aktif ketika di malam hari.

Scabies atau kudis ini sering kali menyerang pada suatu kelompok seperti satu rumah atau satu asrama, jika ada satu orang terkena scabies, orang yang tinggal bersama berisiko tertular.

Dilansir TribunHealth.com, Dokter Spesialis Dermatovenereologi, dr. Hari Purwanto, Sp. DV memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Tribun Lampung News Video.

Baca juga: Pentingnya Melakukan Pengobatan Scabies Lebih Awal, Agar Tidak Menularkan ke Anggota Keluarga

ilustrasi seseorang yang mengalami scabies
ilustrasi seseorang yang mengalami scabies (pontianak.tribunnews.com)

dr. Hari Purwanto menjelaskan, scabies atau kudis memiliki sifat yang menular, sehingga ketika ada satu orang yang terkena, yang tinggal bersama akan berisiko tertular.

Penularan dari scabies ini ada dua macam, yaitu penularan secara langsung dan penularan tidak langsung.

Penularan secara langsung ialah penularan yang terjadi akibat adanya kontak kulit antara orang yang terinfeksi scabies dan orang yang tidak terinfeksi scabies.

Ketika seseorang tidak terinfeksi scabies melakukan kontak kulit dalam waktu lama dan tidak menjaga kebersihan, risiko tertularnya akan lebih tinggi.

2 dari 3 halaman

Sedangkan penularan tidak langsung ialah penularan yang terjadi melalui benda seperti pakaian, handuk, karpet, dan juga tempat tidur.

Apabila orang yang tidak terinfeksi scabies menggunakan benda atau barang yang sama dengan penderita scabies, maka risiko tertular juga semakin tinggi.

Baca juga: Bagaimana Proses Penyembuhan Scabies? Simak Ulasan dr. Az Zuhruf

ilustrasi scabies
ilustrasi scabies (pixabay.com)

Menurut dr. Hari, parasit atau kutu scabies awal mulanya pasti ada yang membawa, parasit ini sering kali ditemukan pada daerah yang padat penduduk, di asrama, dan paling sering di pondok pesantren.

"Karena biasanya pondok pesantren atau asrama itu satu ruangan digunakan untuk delapan hingga sepuluh orang atau bahkan lebih," tutur dr. Hari.

"Jadi kalau ada orang yang bersama dalam waktu lama dan melakukan kontak dekat, kemudian tidak menjaga kebersihan dengan baik akan berisiko tertular scabies."

dr. Hari menuturkan, penularan scabies tidak dapat ditularkan melalui udara, sehingga penularannya hanya melalui kontak langsung dan melalui perantara benda.

Selain itu, scabies ini juga termasuk golongan infeksi menular seksual karena dapat ditularkan melalui hubungan seksual.

Baca juga: dr. Az Zuhruf Jelaskan Tingkat Keparahan Scabies yang Bisa Dialami Pasien HIV atau Diabetes

ilustrasi seseorang yang mengalami scabies
ilustrasi seseorang yang mengalami scabies (pixabay.com)

"Misalnya seseorang tidak mengalami scabies kemudian menggunakan benda orang yang sedang terkena scabies ada kemungkinan akan tertular scabies," terang dr. Hari.

"Meskipun nantinya tergantung dari status kebersihan diri kita sendiri. Jika kita langsun cuci tangan atau mandi setelah kontak dengan orang yang terkena scabies, dan daya tahan tubuh bagus bisa tidak tertular."

Parasit atau kutu yang menyebabkan scabies atau kudis ini menempel pada lapisan kulit terluar yang bernama epidermis.

3 dari 3 halaman

Parasit atau kutu scabies jarang berada di rambut karena parasit atau kutu scabies ini makanannya berada di lapisan kulit epidermis sehingga seringnya menempel pada lapisan kulit epidermis.

Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Dermatovenereologi, dr. Hari Purwanto, Sp. DV dalam tayangan YouTube Tribun Lampung News Video pada 28 April 2022.

Baca berita lain seputar kesehatan di sini

(Tribunhealth.com/IR)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comScabiesPenularan scabieskudisdr. Hari Purwanto Sp. DV.
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved