drg. Anastasia Paparkan Kronologis Keterlambatan Erupsi Gigi pada Anak

Penulis: Putri Pramestianggraini
Editor: Ekarista Rahmawati
ilustrasi anak yang mengalami erupsi gigi

TRIBUNHEALTH.COM - Keterlambatan erupsi gigi merupakan kegagalan erupsi pada waktu erupsi idealnya, yang secara kronologis dibandingkan dengan waktu erupsi pada umumnya atau erupsi yang dialami keluarga.

Keterlambatan erupsi ini dibedakan menjadi dua, yaitu keterlambatan erupsi secara lokal dan keterlambatan erupsi yang bersifat menyeluruh.

Untuk keterlambatan erupsi secara lokal, maksudnya hanya melibatkan satu atau beberapa gigi saja.

Biasanya kejadian ini sering dialami, diakibatkan atau dipicu oleh kejadian trauma atau traumatic case termasuk pada kondisi kelainan gigi.

Kelainan yang dipicu oleh kejadian trauma, dapat memicu kejadian keterlambatan gigi dimana kejadian trauma tersebut bisa memicu kejadian Ankilosis gigi.

ilustrasi anak yang mengalami erupsi gigi (tribunnews.com)

Baca juga: dr. Dian Pratiwi Sp.KK Paparkan Kondisi Keparahan Penyakit Kulit yang Memerlukan Pengobatan

Ankilosis diawali oleh trauma maupun infeksi kronis sehingga kondisi ini menginfeksi jaringan periodonsium atau jaringan pendukung gigi.

Jaringan pendukung gigi pada area akar tersebut, karena ada kejadian kerusakan pada jaringan periodonsium maupun epitelium area sekitar gigi yang rusak akibat kejadian trauma tersebut.

Kemudian sementum, bagian terluar dari akar gigi pada area kerusakan akan terdeposit, lalu kodisi ini akan fixsasi pada tulang alveolar.

Dimana kondisi inilah yang memicu kejadian Ankilosis, kejadian menempelnya sementum lapisan terluar dari akar gigi pada tulang alveolus atau tulang penyangga sekitar gigi.

Ankilosis pada gigi susu juga bisa terjadi pada kondisi dimana resorbsi akar gigi susu atau gigi desidui terlambat berlangsung.

Baca juga: Apa yang Membuat Seseorang Bertahan dalam Hubungan Tidak Sehat? Begini Menurut Kacamata Psikolog

Selain oleh kejadian trauma dan penyakit-penyakit periodonsium juga karena satu dan lain hal terjadi proses keterlambatan resorbsi.

Trauma juga dapat memicu kejadian Dilaserasi, sebetulnya kondisi ini merupakan kondisi ideolopatik dimana tidak begitu jelas penyebabnya.

Penyimpangan pada tahap perkembangan dan tumbuhnya gigi yang memicu perubahan hubungan aksial mahkota terhadap akar gigi, masalah ini dipicu oleh kejadian trauma selama proses tumbuh kembangnya gigi.

Semisal anak terkena pukulan atau terbentur meja ketika proses belajar berjalan, maka bisa memicu gigi susu terdesak masuk ke dalam.

Dalam kondisi ini apabila gigi desidui sudah memiliki benih gigi permanen, maka kondisi terdesaknya gigi desidui menuju ke arah gigi permanen penggantinya bisa menekan benih gigi permanen tersebut yang lalu dapat merubah arah aksial gigi.

Baca juga: Banyak Anggapan Pasangan Bisa Berubah ketika Sudah Menikah, Begini Penjelasan Prita Pratiwi, S.Psi

Sehingga pada gilirannya menghambat proses erupsi, bisa juga oleh karena pertumbuhan akar terus menerus mencari lokasi tumbuhnya, dan hal ini juga bisa memicu kejadian keterlambatan erupsi gigi.

Kejadian trauma yang memicu terjadinya Konkresensi, dimana trauma terjadi kemudian tulang Interseptal atau tulang antar gigi menjadi hilang atau mengalami kerusakan.

Kondisi ini biasanya juga dibarengi dengan crowded atau posisi gigi berubah menajdi berjejal.

Penyebab lain oleh pengaruh dari rangsang patologis terus menerus atau kronis, misalkan pada kejadian radang atau infeksi Periapikal kronis.

Misalkan kejadian ini dipicu oleh gigi susu atau gigi desidui yang mengalami karies tidak dirawat, hingga tidak hanya melibatkan jaringan keras tetapi hingga menembus ke area jaringan pendukung gigi dan menimbulkan kejadian kronis.

Baca juga: Kasus Positif Covid-19 Aktif, Kematian, BOR, dan Positivity Rate di 8 Wilayah Terus Alami Penurunan

Halaman
12