Dr. drg. Munawir H. Usman: Gingivitis Tak Hanya Terjadi pada Orang Dewasa, Tetapi Juga Anak-anak

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi
Editor: Ahmad Nur Rosikin
Ilustrasi gingivitis atau radang gusi, menurut Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP bisa terjadi pada anak-anak pada masa gigi bercampur

TRIBUNHEALTH.COM - Gingivitis atau radang gusi merupakan kondisi gusi yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan mengakibatkan inflamasi atau pembengkakan gusi.

Gingivitis ditandai dengan memerahnya gusi di sekitar bagian gusi yang paling dekat dengan gigi.

Adapun beberapa orang berpendapat jika terjadinya gingivitis disebabkan karena menyikat gigi terlalu keras.

"Kalau karena sikat gigi yang terlalu keras atau terlalu semangat, itu sebenarnya bukan langsung terjadi gingivitis. Tetapi lebih terjadinya stomatitis atau sariawan karena hampir gingivitis bukan karena trauma atau akibat adanya luka dan sebagainya," pungkasnya.

Hal ini disampaikan oleh Dokter Gigi, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 30 April 2022.

Baca juga: Apakah Rambut Rontok Akibat Kusta Bisa Tumbuh Kembali? Begini Kata dr. Ammarilis Murastami, Sp.KK

Ilustrasi gingivitis, menurut Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP gingivitis terjadi akibat infeksi bakteri (health.kompas.com)

Baca juga: Penderita Alopecia Tak Hanya Alami Kerontokan di Bagian Kepala, tetapi di Bagian Lain Juga

Berdasarkan penuturan drg. Munawir gingivitis terjadi karena proses berlanjut akibat terjadinya infeksi bakteri pada daerah gusi.

Sementara gangguan akibat trauma seperti sikat gigi menyebabkan terjadinya sariawan atau stomatitis.

Peradangan gusi bisa saja terjadi akibat perlukaan di dalam rongga mulut namun pada kondisi berlanjut.

"Artinya ketika kejadian ini terjadi infeksi bakteri, jadi gingivitis lebih kepada terjadinya infeksi bakteri dan umum terjadi karena adanya induksi plak gigi sebagai faktor pencetus awal," tutur drg. Munawir.

Menurut Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP gingivitis tidak hanya terjadi pada orang dewasa namun juga pada anak-anak.

"Pada kelompok dewasa, pada anak-anak pun juga bisa terjadi," sambungnya.

Baca juga: Pahami Cara Pemakaian Sunblock yang Benar sesuai Anjuran Dokter Agar Wajah Tidak Kusam dan Kasar

Ilustrasi anak mengalami gingivitis, menurut Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP bisa terjadi pada anak usia 6-12 tahun (freepik.com)

Baca juga: Alasan Datang ke Dokter Gigi Butuh Biaya Tinggi, Simak Penjelasan drg. Ummi Kalsum, MH. Kes., Sp.KG.

"Biasanya pada anak-anak lebih kepada usia 6-12 tahun dimana masa tersebut masa tumbuh gigi bercampur," tuturnya.

"Jadi dimana gigi susu masih ada tetapi proses pergantian gigi permanen juga sudah ada erupsi," terang drg. Munawir.

"Biasanya pada proses tersebut apabila tidak diperhatikan kondisi anak tersebut terjadi penumpukan-penumpukan plak gigi, gigi lama atau gigi susunya belum tercabut dan gigi permanen sudah tumbuh. Itu kondisi malposisi atau kondisi gigi tidak sesuai," lanjutnya.

Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP membenarkan jika posisi gigi yang tidak sesuai sangat rawan terjadi gingivitis.

Hal ini karena menjadi tempat retensi sisa-sisa makanan atau debris sehingga menjadi plak gigi.

Baca juga: Alami Gangguan Saluran Cerna Berisiko Kematian, Ini Penjelasan dr. Aritantri Darmayani M.Sc., Sp.PD

Ilustrasi seseorang yang mengalami gingivitis, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP ungkap penyebabnya (freepik.com)

Baca juga: Anak dengan Hemofilia, Dokter Tekankan Pentingnya Edukasi yang Tepat dari Lingkungan

Penjelasan Dokter Gigi, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 30 April 2022.

(Tribunhealth.com/DN)

Baca berita lain tentang kesehatan di sini.