"Jadi di Indonesia masih diberikan jika diperlukan saja, bila ada pendarahan baru dikasih," ungkap Novie.
Baca juga: Mengenal Aneka Jenis Modalitas Operasi Penyakit Hemoroid dari dr. Erwin Syarifuddin, SpB-KBD
Kendati demikian, Novie berharap keadaan ini bisa berubah.
Sehingga penyandang Hemofilia mudah mendapatkan pengobatan secara rutin.
Profilaksis pada Hemofilia
Pada penyadang Hemofilia berat, seringkali mengalami pendarahan.
Bila sudah dalam kondisi tersebut, penyandang harus mendapatkan penanganan yang tepat.
Untuk mengantisipasinya, penting sekali bagi penyandang Hemofilia melakukan terapi Profilaksis.
Baca juga: 3 Jenis Anemia yang Bisa Terjadi selama Kehamilan, Berisiko Sebabkan Cacar Lahir jika Tak Ditangani
"Dengan kita memberikan Profilaksis anak-anak bisa beraktivitas sehari-hari dengan lebih terlindungi," ucap Novie.
Pemberian Profilaksis ini membuat kadar faktor pembekuan darah 8 dan 9 menjadi lebih tinggi.
Derajat Keparahan Hemofilia
Hemofilia memiliki derajat keparahan.
Tiga derajat itu ialah:
- Derajat Ringan
Baca juga: 5 Faktor Risiko Leukimia Mieloid Akut, Kelainan Sel Darah Putih Akibat Mutasi DNA
- Derajat Sedang
- dan derajat Berat.
Untuk menentukan klasifikasi derajat Hemofilia yang diderita harus berdasarkan dengan kadar pembekuan darahnya.
Jika seseorang menderita Hemofilia derajat berat, maka sudah bisa dideteksi dari bayi.
Umumnya terdapat lebam pada bayi yang mulai aktif bergerak, terutama pada saat belajar merangkak atau berjalan.
Baca juga: Mengenal Varises, Pembuluh Darah Berukuran Besar dan Berbentuk seperti Jaring Laba-laba
"Saat bayi belajar merangkak atau berjalan biasanya akan muncul memar atau lebam."
"Mungkin akan sedikit terbentur, kalau bayi lain tidak apa-apa, tetapi kalau menderita Hemofilia bisa biru besar atau bengkak," papar Novie.
Baca tanpa iklan