Hal ini telah menandakan bahwa masih banyak masyarakat penyandang Hemofilia yang belum tercatat.
"Seharusnya dengan jumlah penduduk kita 260 jutaan, ada sekitar 25 ribu."
"Jadi memang di Indonesia ini, kita masih menghadapi masalah under diagnosis," ungkap Novie.
Banyaknya penyandang Hemofilia yang belum bisa terdata, lantaran banyak masyarakat yang belum memahami penyakit ini.
Baca juga: Penelitian Ilmiah Sebut Pelihara Hewan Bisa Bantu Turunkan Tekanan Darah Tinggi
Seperti dalam mengenali gejala dan belum ada pemeriksaan yang memadai yang mudah ditemukan di setiap rumah sakit.
Derajat Keparahan Hemofilia
Hemofilia memiliki derajat keparahan.
Tiga derajat itu ialah:
- Derajat Ringan
- Derajat Sedang
- dan derajat Berat.
Baca juga: Facial Tools Berfungsi Memperlancar Aliran Darah, Bukan Membentuk Wajah V-Shape
Untuk menentukan klasifikasi derajat Hemofilia yang diderita harus berdasarkan dengan kadar pembekuan darahnya.
Jika seseorang menderita Hemofilia derajat berat, maka sudah bisa dideteksi dari bayi.
Umumnya terdapat lebam pada bayi yang mulai aktif bergerak, terutama pada saat belajar merangkak atau berjalan.
"Saat bayi belajar merangkak atau berjalan biasanya akan muncul memar atau lebam."
"Mungkin akan sedikit terbentur, kalau bayi lain tidak apa-apa, tetapi kalau menderita Hemofilia bisa biru besar atau bengkak," papar Novie.
Tipe dan Gejala Hemofilia
Kelainan Hemofilia memiliki 2 jenis, yaitu tipe A dan tipe B.
Pada tipe A, penyandang mengalami kekurangan faktor pembekuan darah 8 .
Baca juga: Mengenal Varises, Pembuluh Darah Berukuran Besar dan Berbentuk seperti Jaring Laba-laba
Biasanya disebut sebagai Hemofilia klasik.