Agus, Tinggal di Yogyakarta.
Dokter Gigi Spesialis Orthodonsia, drg. Ardiansyah S. Pawinru, Sp.Ort(K) Menjawab:
Setiap pasien ortodonti idealnya treatment perawatan itu ditutup dengan fase yang namanya retensi.
Fase retensi ini dengan alat retainer.
Tujuannya adalah untuk memberikan fase jaringan pendukung gigi untuk terbentuk secara normal, mulai dari gusi, alveolar, ligament periodontalnya itu terbentuk normal kembali sesuai pergerakan gigi, itu yang pertama.
Yang kedua, pada kasus-kasus tertentu butuh yang namanya fix retainer maupun yang lepasan.
Jadi tidak semua kasus lepasan atau fix tidak, tapi butuh.
Baca juga: Awas! Ini Bahaya Mengunyah Makanan Hanya 1 Sisi Saja Menurut drg. Megananda Hiranya Putri, M.Kes
Baca juga: Pengertian Karang Gigi Menurut Pandangan Medis yang Disampaikan oleh Lettu Kes. drg. Ari Wd Astuti
Pilihannya sebenanarnya bisa kita pilih fix, tetapi indikatornya apa.
Yang ketiga, jangan sampai pasien yang sudah melakukan perawatan 3 tahun atau 4 tahun bisa rusak dalam 1 bulan kalau tidak menggunakan retainer, bisa kembali lagi dalam waktu 1 bulan atau 2 bulan.
Harus diikuti semua anjuran dokter supaya retainernya bermanfaat.
Yang keempat, penyimpanan retainer harus betul-betul jangan sampai di tempat yang berserakan atau tempat kering.
Sehingga akriliknya mengecil dan berubah.
Yang terakhir, saya kira adalah retainer ini harus tetap dikotrol setiap 3 bulan.
Supaya dampak atau keluhan-keluhan bisa ditangani secara cepat.
Baca juga: dr. Pratidona Anasika Bagikan Tips untuk Menjaga Kesehatan Kulit di Bulan Ramadhan
Hal ini karena umumnya pasien tidak tahu keluhan-keluhan yang terjadi semisal ada celah satu saja.
Pakai retainer minimal selama 6 bulan sampai setahun, bahkan kasus-kasus tertentu dalam ilmu kedokteran gigi ada yang namanya retainer seumur hidup supaya tidak kembali.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.
Baca tanpa iklan