Meski Sudah Konsumsi Statin, Pengidap Kolesterol Tinggi Tetap Wajib Atur Pola Makan

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Melia Istighfaroh
Statin obat penurun kolesterol

TRIBUNHEALTH.COM - Statin merupakan obat yang bisa diresepkan dokter untuk menurunkan kadar kolesterol.

Obat ini sangat bermanfaat bagi mereka yang harus mengontrol kadar kolesterolnya yang terlalu tinggi.

Lalu, apakah seseorang yang mengonsumsi statin sudah boleh makan apa saja?

Padahal mengatur diet atau pola makan merupakan salah satu keharusan bagi orang dengan kolesterol tinggi.

Terkait hal ini, Robert Greenfield, ahli jantung, lipidologis, dan internis bersertifikat di MemorialCare Heart & Vascular Institute memberi penjelasan.

Dr. Robert Greenfield dengan tegas menjelaskan pengaturan pola makan tetap diperlukan.

"Jika Anda makan apa yang Anda inginkan dan mengonsumsi kalori secara berlebihan, berat badan Anda akan bertambah," paparnya, dilansir TribunHealth.com dari Medical News Today, Minggu (20/3/2022).

JIka berat badan bertambah bukan tidak mungkin akan mendapatkan masalah medis tambahan.

"Ketika Anda mendapatkan terlalu banyak berat badan, terutama di sekitar daerah perut Anda, Anda dapat mengembangkan suatu kondisi yang disebut sindrom metabolik, yang merupakan keadaan pradiabetes."

“Statin bukanlah obat penurun berat badan," tandasnya.

"Tugas statin adalah menurunkan kolesterol LDL 'jahat', dan tugas Anda adalah memperlakukan tubuh Anda dengan hormat, termasuk apa yang Anda makan.”

Gejala

ilustrasi nyeri kaki akibat kolesterol (freepik.com)

Baca juga: Penjelasan Mengapa Kolesterol LDL Disebut Jahat dan HDL Disebut Baik

Baca juga: Simak Beberapa Cara Menjaga Pola Makan yang Baik untuk Menjaga Kestabilan Kolesterol

Dokter Jeff Foster, dari H3 Health, menjelaskan bahwa salah satu tanda kolesterol yang menyumbat arteri bisa muncul di kaki pada malam hari, dilansir Express.

Meskipun adanya kolesterol dalam darah tidak memiliki hubungan dengan gejala klinis, penyempitan pembuluh darah bisa memunculkan gejala tertentu.

Anggota badan di bagian bawah tubuh dapat menjadi yang pertama yang bisa mengindikasikan penyempitan tersebut.

Pasalnya saraf di tungkai dan kaki lebih sensitif terhadap rangsangan sensorik.

Dokter Foster menjelaskan bahwa gejala yang mengisyaratkan penyempitan arteri sering terkonsentrasi di daerah ini, karena otot-otot kaki adalah yang pertama menderita kekurangan oksigen.

“Awalnya saat arteri menyempit, rasa sakit muncul saat aktivitas karena otot kehabisan oksigen lebih cepat, tetapi semakin parah, rasa sakit bisa muncul di malam hari,” jelas dokter Foster.

Baca juga: Kaki Bisa Diamputasi jika Kolesterol Sebabkan Gangren, Simak 4 Gejalanya Berikut Ini

ilustrasi pembuluh darah yang tersumbat kolesterol (grid.id)

“Pasien juga dapat melihat anggota badan atau kaki mereka (atau di mana pun tersumbat) mulai pucat, [lebih] dingin, (merasa seperti) tertusuk jarum, dan tidak ada denyut nadi. […] Jika mengalami ini - ini darurat.”

Sementara penyempitan arteri kaki merupakan tanda bahaya, penyumbatan arteri koroner merupakan ancaman terbesar.

Halaman
12