TRIBUNHEALTH.COM - Saat ini masih ada kelompok-kelompok yang anti imunisasi.
Sehingga testimoni-testimoni yang tidak sesuai dengan penelitian menjadi gaung yang mudah sekali disebarluaskan.
Katakanlah seperti contoh MMR yang dihubungkan dengan autis.
Banyak sekali testimoni yang tidak sesuai penelitian dan didengung-dengungkan oleh orang-orang.
Padahal secara penelitian tidak pernah terbukti bahwa anak akan mengalami sakit setelah imunisasi.
Kebanyakan orang lebih menyukai testimoni daripada suatu penelitian, karena hasilnya akan lebih tampak.
Baca juga: Jika Tak Diobati, Cedera Ginjal Akut Bisa Timbulkan Sejumlah Komplikasi, Garam Menumpuk dalam Darah
Terdapat rambu-rambu kapan seseorang boleh diimunisasi atau tidak.
Saat akan melakukan imunisasi, sebaiknya anak memang harus diperiksa.
Setelah anak menjalakan imunisasi, terjadi demam adalah hal yang biasa dikarenakan adanya insiden penyakit yang kebetulan bersamaan dnegan imunisasi.
Tetapi tidak ada hubungannya dengan obat yang diberikan saat imunisasi.
Tujuan pemeriksaan sebelum imunisasi adalah:
- Aman
Imunisasi memiliki 3 keamanan yakni, aman untuk yang disuntik, aman untuk penyuntik, dan aman untuk lingkungan.
Baca juga: Gigi Berwarna Gelap dan Tampak Menguning Dipengaruhi oleh Enamel Gigi, Seiring Pertambahan Usia
Aman untuk yang disuntik, berarti harus berada dalam kondisi sehat.
Memang ada sakit ringan yang masih diperbolehkan untuk imunisasi.
Oleh karena itu harus dibedakan antara kontra indikasi dan masih diperbolehkan untuk imunisasi.
- Dicatat
Jika dikatakan karena mengikuti imunisasi, disebut dengan kejadian Kipi (kejadian ikutan pasca imunisasi).
Tetap harus dilakukan pencatatan dan pelaporan, tidak serta merta dianggap suatu ikutan dari imunisasi yang belum tentu terjadi.
Sehingga hal tersebut harus dilaporkan dan terdapat blanko khusus kejadian ikutan pasca imunisasi, dalam 1 bulan pasa imunisasi anak tersebut.
Baca juga: Benarkah Veneer Menjadi Solusi Merapatkan Gigi Sebagai Pengganti Behel? Simak Penjelasan drg. Ummi