Diet ketat
Puasa dan program makan rendah karbohidrat dapat menghasilkan halitosis.
Ini karena pemecahan lemak yang menghasilkan bahan kimia yang disebut keton.
Keton ini memiliki aroma yang kuat.
Obat-obatan
Baca juga: Cara Mengantisipasi Bau Mulut pasca Alami Trauma, Simak Pesan dari Lettu Kes drg. Ari Wd Astuti
Baca juga: Ketidakselarasan Rahang Bisa Picu Bau Mulut, Ini Alasannya menurut drg. A. Tajrin, M.Kes., Sp.BM (K)
Obat-obatan tertentu dapat mengurangi air liur dan, karenanya, meningkatkan bau.
Obat lain dapat menghasilkan bau saat mereka memecah dan melepaskan bahan kimia dalam napas.
Contohnya termasuk nitrat yang digunakan untuk mengobati angina, beberapa bahan kimia kemoterapi, dan beberapa obat penenang, seperti fenotiazin.
Orang yang mengonsumsi suplemen vitamin dalam dosis besar juga rentan terhadap bau mulut.
Kondisi mulut, hidung, dan tenggorokan
Terkadang, batu kecil yang tertutup bakteri dapat terbentuk di amandel di bagian belakang tenggorokan dan menghasilkan bau.
Infeksi atau peradangan pada hidung, tenggorokan, atau sinus juga dapat menyebabkan halitosis.
Benda asing
Bau mulut bisa terjadi jika ada benda asing yang bersarang di rongga hidung, terutama pada anak-anak.
Penyakit
Beberapa jenis kanker, gagal hati, dan penyakit metabolik lainnya dapat menyebabkan halitosis, karena campuran spesifik bahan kimia yang dihasilkannya.
Gastroesophageal reflux disease (GERD) dapat menyebabkan bau mulut karena refluks asam lambung secara teratur.
Penyebab bau mulut yang lebih jarang
Baca juga: Dokter Gigi Sebut Sejumlah Kebiasaan yang Dapat Mencegah Terjadinya Bau Mulut
Baca juga: Jenis Makanan yang Efektif Mengurangi Bau Mulut, Berikut Penjelasan Lettu Kes drg. Ari Wd Astuti
Seperti disebutkan sebelumnya, alasan paling umum untuk bau mulut adalah kebersihan mulut, tetapi situasi lain juga bisa menjadi penyebabnya.
Penyebab bau mulut yang lebih jarang meliputi: