TRIBUNHEALTH.COM - Pubertas merupakan suatu tahap perkembangan yang akan dialami oleh setiap anak.
Pubertas ditandai dengan adanya perubahan fisik tertentu.
Umumnya pubertas pada anak perempuan muncul pada usia 8 sampai 13 tahun.
Baca juga: Remaja Rentan Mengalami Gangguan Kesehatan Mental, Berikut Tanda yang Perlu Diperhatikan Orangtua
Sementara pada anak laki-laki muncul pada usia 9 tahun sampai 14 tahun.
Namun masa pubertas di atas bisa lebih cepat atau lebih dini.
Bila demikian, adakah risiko yang mungkin akan terjadi bila anak lebih dini mengalami pubertas?
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV, Dokter Spesialis Anak Konsultan Endokrinologi, Andi Nanis Sacharina Marzuki memberikan penjelasannya.
Menurutnya, risiko yang bisa terjadi akibat menstruasi dini adalah anak akan lebih pendek.
Karena rangsangan untuk mengeluarkan hormon seks, seperti ekstrogen dan testosteron pada lempeng pertumbuhan menjadi lebih cepat menutup.
Baca juga: Perubahan Hormon dan Pertambahan Usia Menyebabkan Adanya Perubahan Siklus Menstruasi
"Jadi anak cepat tumbuhnya dibanding anak umumnya, tetapi lempeng pertumbuhannya tutupnya cepat."
"Akhirnya anak lebih cepat berhenti untuk tumbuh," papar Nanis.
Nanis mengatakan, umumnya seseorang yang mengalami pubertas dini akan mengeluhkan khawatir masa menopause akan terjadi lebih cepat.
Padahal, tidak selalu menstruasi dini menyebabkan menopause lebih cepat.
Karena terdapat suatu penelitian yang menunjukkan, menstruasi dini justru bisa membuat seorang wanita mengalami masa menopause lebih lambat.
Baca juga: Setelah Terjadi Menopause, Perempuan Rentan Mengalami Hipertensi Seperti Laki-laki
Namun itu semua bergantung dengan sejumlah faktor. Seperti:
- Etnik
- Genetik
- dan gaya hidup.
"Orang yang merokok menopausenya lebih dini, orang yang gemuk menopausenya lebih lama."
"Jadi tidak hanya 1 sisi yang menentukan," terang Nanis.