Waspada OCD yang Sering Tidak Disadari, Dokter Imbau Jangan Lakukan Self Diagnosis

Penulis: Ranum Kumala Dewi
Editor: Melia Istighfaroh
Ilustrasi seorang perempuan berkonsultasi dengan dokter-simak penjelasan dokter mengenai kondisi OCD dan imbauan untuk tidak melakukan Self Diagnosis.

Mengingat OCD bisa terjadi akibat adanya ketidakseimbangan neurotransmiter di otak yang bisa menyebabkan obsesi dan kompulsi.

Ilustrasi otak manusia (Tribunnews.com)

Selanjutnya, selain mengonsumsi obat tertentu, pasien juga bisa mendapatkan penanganan melalui psikoterapi.

Psikoterapi adalah suatu jenis terapi yang dibantu oleh psikolog klinis, terapis, atau psikiater untuk membantu orang dengan OCD bisa mengatasi obsesi dan kompulsinya.

Salah satu jenis terapi ini bernama CBT ( Cognitive Behavioral Therapy) dengan tipe exposure and respon prevention.

Baca juga: Fitriyanda M.Psi : Stress dan Gejala Psikologis Dapat Terjadi Akibat Terlalu Sering Bermain Gadget

"Contohnya bila ingin memegang sesuatu harus cuci tangan 10 kali, nanti akan diajarkan bagaimana supaya begitu pegang bisa menahan 8 kali aja deh."

"Jangan 10 kali. Bertahap sampai bisa berkurang," jelas Zulvia.

Ilustrasi konsultasi dengan dokter (pixabay.com)

Sehingga penanganan gejala dari yang paling ringan hingga berat bisa diatasi dengan pelan-pelan atau bertahap.

Baca juga: Tak Perlu Menghindari Stress, Manusia Membutuhkan Stressor dengan Kadar yang Tepat

Penjelasan dr. Zulvia Oktanida Syarif, Sp.KJ ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV Jumat (4/2/2021)

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)