TRIBUNHEALTH.COM - Beberapa bulan yang lalu, kasus Covid-19 di Indonesia mulai melandai.
Namun saat ini, Indonesia kembali mengalami kenaikan kasus Covid-19 yang cukup signifikan akibat adanya varian Omicron.
Virus Covid-19 varian Omicron baru diidentifikasi sekitar akhir bulan November 2021.
Baca juga: Kasus Omicron Semakin Meningkat, Kemenkes Imbau Dinkes Antisipasi Kekurangan Nakes
Sementara varian Omicron baru terdeteksi di Indonesia pada bulan Januari.
Berbeda dengan varian Covid-19 lainnya, Omicron dianggap memiliki tingkat penularan yang sangat tinggi.
Pernyataan ini dibuktikan dengan terus meningkatnya jumlah kasus yang terkonfirmasi positif Covid-19 varian Omicron sejak bulan Januari.
"Angka Indonesia dari hari ke hari sejak Januari terus naik."
"Bahkan kemarin sudah 27 ribuan lebih. Padahal satu hari sebelumnya baru 16 ribuan," ungkap Dokter Spesilias Paru, Erliana Burhan yang dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.
Baca juga: Tak Sama seperti Covid-19 Terdahulu, Berikut Ini 6 Gejala Varian Omicron pada Kulit
Baca juga: Omicron Bukan Varian Terakhir Covid-19 , Pakar Ingatkan Virus Corona Bakal Terus Bermutasi
Karena hal tersebut, Erliana menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk waspada terhadap penularan varian Omicron.
Gejala Omicron
Seseorang yang terinfeksi varian Omicron bisa dilihat dari gejala yang dialami.
Umumnya pasien akan mengalami gejala flu.
Namun terdapat perbedaan flu biasa dengan flu akibat terpapar varian Omicron.
Pada flu biasa, lebih cenderung ditandai dengan:
- Hidung tersumbat
- Pilek
Baca juga: 4 Penyebab Batuk pada Anak, Mulai dari Pilek Biasa hingga Infeksi Covid-19
- dan bindeng.
Sementara tanda pada Omicron lebih lengkap. Gejalanya yakni:
- Nyeri pada tenggorokan
Baca juga: Dampak Radang Tenggorokan yang Tidak Diobati, Pembengkakan Amandel hingga Difteri pada Anak
- Gatal pada tenggorokan