dr. Tan Tegaskan Mie Instan Baiknya Hanya Dikonsumsi saat Terpepet, Tak Boleh Jadi Makanan Pokok

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ekarista Rahmawati
Ilustrasi mie instan

TRIBUNHEALTH.COM - Dokter, filsuf, dan ahli gizi komunitas dr. Tan Shot Yen berbicara soal orang yang mengonsumsi mie instan layaknya makanan pokok.

Pasalnya, saat ini banyak yang menjadikan mie instan sebagai solusi makanan praktis.

Bahkan ada pula orang yang yakin mie instan aman dikonsumsi, dengan dalih tetap sehat meski sudah lama melakukan hal itu.

"Itu dalih yang sama dengan para perokok," kata dr. Tan Shot Yen dikutip TribunHealth.com dari Malam Minggu Sehat Tribunnews.

"Menurut anda orang rokok hari ini lalu besok terkena kanker paru? Kan tidak."

Dia menegaskan mie instan baiknya tetap tak dikonsumsi harian.

Pasalnya, menurut dr. Tan produk instan hanya layak dikonsumsi pada saat sudah terpepet saja.

Baca juga: Meski Diklaim Tanpa Pengawet, dr. Tan Shot Yen Ingatkan Bahaya Garam Berlebih dalam Mie Instan

Baca juga: Dokter Soroti Kadar Garam dalam Mie Instan, Hampir Setengah Batas Aman

Ilustrasi Mie Instan (Pixabay)

"Mie instan itu diciptakan sebagai makanan, kalau istilah saya kepepet."

"Jadi itu problemnya kenapa, makanan instan diciptakan untuk kondisi begitu. Seperti mahasiswa pecinta alam, ketika naik gunung. Dengan catatan mie instan tetap tidak baik."

Selama masih bisa, dr. Tan bahkan menyarankan untuk mengonsumsi makanan alternatif lain selain mie instan.

"Mereka bisa membawa ubi, pisang, kentang. Itu memberikan mereka energi yang baik ya."

Satu di antara yang jadi masalah adalah kandungan garam dalam mie instan.

Baca juga: Termasuk Mie Instan, dr. Tan Shot Yen Sebut Makanan Tinggi Garam Bisa Picu Berbagai Penyakit Ini

Baca juga: dr. Tan Shot Yen: Masak Menggunakan Santan Instan Sama Saja Terjebak dengan Makanan Berproses

Ilustrasi Mie Instan (pixabay.com)

"Nah yang menjadi problem adalah satu hal."

"Makanan instan anda tadi, termasuk mie instan garamnya tinggi."

"Kita bisa tarik benang merah, kalau anda sudah terbiasa dengan garam yang jumlahnya tinggi."

"Sampai lidah anda sudah kebas, anda mengatakan 'ngga asin kok.' Itu yang kita takutin."

"Dan itu akan terbawa menjadi kebiasaan ketika menjadi ayah atau ibu, cari yang praktis."

Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.

(TribunHealth.com/Nur)