TRIBUNHEALTH.COM - Peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) pada tahun 2021 diselenggarakan berbeda dibandingkan tahun–tahun sebelumnya.
Pada tahun ini, peringatan HDI diselenggarakan dalam bentuk satu rangkaian kegiatan yang merupakan kerjasama antara Ikatan Dokter Gigi Anak Indonesia (IDGAI) wilayah Sulawesi Selatan dan Barat, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik Indonesia (PERDOSRI) wilayah Sulawesi dan Papua, RSGM LADOKGI TNI AL Yos Sudarso dan Komunitas Orang Tua Anak dengan Down Syndrom (KOADS).
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Ladokgi TNI AL Yos Sudarso, Jl. Satando No. 25 Makassar pada Sabtu, (4/12/2021).
Baca juga: Menyikat Gigi Sudah Sangat Krusial, Maka Perawatan Gigi Secara Alami Tidak Terlalu Diperlukan
Kegiatan dimulai sejak pukul 08.00 WITA dan dibuka langsung oleh ibu Naomi Octarina, ST., selaku Ketua Tim Penggerak PKK Propinsi Sulawesi Selatan.
Kegiatan ini dihadiri oleh:
- Wakil Komandan Lantamal VI
- Kepala Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan
- Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
- Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar
- Ketua IDGAI Sulselbar
- Ketua PERDOSRI Sulawesi Papua
- dan Ketua KOADS Makassar.
Dalam sambutannya, ibu Naomi Octarina, ST, menyampaikan rasa haru dan bangga atas terselenggaranya acara ini. Karena melibatkan berbagai institusi kesehatan.
Hal ini menunjukkan kepedulian dan komitmen bersama dari berbagai pihak kepada anak–anak berkebutuhan khusus.
Karena mereka layak mendapatkan hak yang sama dengan anak–anak pada umumnya.
Pada kesempatan ini, ia juga menyampaikan bahwa Provinsi Sulawesi Selatan memiliki
prevalensi disabilitas anak usia 5 – 17 tahun sebesar 5,29% (RISKESDAS 2018).
Artinya dari 100 anak lahir hidup terdapat 6 anak yang menyandang status disabilitas. Angka ini bukanmerupakan angka yang kecil.
Baca juga: Berikut Bahaya yang Muncul Akibat Tidak Segera Membersihkan Gigi dan Mulut, Simak Ulasan Dokter Gigi
Perlu perhatian khusus dari berbagai pihak agar mereka dapat hidup layak dan mandiri dalam masyarakat.
Selain itu, dirinya juga menyampaikan kekhawatirannya mengenai besarnya angka kerusakan gigi di Propinsi Sulawesi Selatan.
Bercermin dari data Profil kesehatan propinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2019, bahwa terdapat 22.592 gigi permanen yang ditambal dan 57.298 gigi permanen yang dicabut.