Adakah Tips Mencegah Terjadinya Delusi? Berikut Penjelasan Psikolog Adib Setiawan

Penulis: Putri Pramestianggraini
Editor: Ekarista Rahmawati
ilustrasi seseorang yang mengalami delusi

TRIBUNHEALTH.COM - Sebenarnya tidak banyak orang memiliki mental yang benar-benar sehat.

Gangguan pada mental seseorang tidak hanya halusinasi saja, tetapi delusi juga menjadi gangguan mental serius.

Baik halusinasi maupun delusi terjadi ketika otak memproses suatu hal yang sebenarnya tidak terjadi.

Delusi dan halusinasi kerap disalah artikan sebagi hal yang sama, dan ternyata keduanya memiliki perbedaan yang mendasar.

Delusi adalah keyakinan yang dipegang secara kuat namun tidak akurat, dimana keyakinan tersebut tanpa bukti.

Misalnya seseorang merasa diikuti oleh orang lain, merasa menjadi target dicelakai, atau merasa menjadi target di santet oleh orang lain.

ilustrasi seseorang yang mengalami delusi (pixabay.com)

Baca juga: Gejala Utama Demensia dan Bedanya dengan Penurunan Fungsi Otak Terkait Usia

Perbedaan antara delusi dan halusinasi ialah sebagai berikut:

Halusinasi adalah indra melihat namun yang dilihat bukan yang seharusnya dilihat.

Misalnya jendela tampak makhluk halus, atau benda-benda lain.

Halusinasi lain misalnya telinga terasa ada yang berbicara.

Sedangkan delusi lebih ke keyakinan yang salah.

Misalnya merasa dirinya diikuti oleh seseorang, dirinya diomongin orang atau merasa dirinya sebagai seseorang yang hebat menjadi orang pilihan.

Delusi bisa sembuh dengan berpikir rasional, berlatih menerima kenyataan hidup saat ini, berlatih memecahkan masalah, berlatih berusaha, dan mengisi aktivitas sehari-hari dengan kegiatan positif mulai dari belajar, kuliah, bekerja, olahraga, beribadah, berteman, berkomunikasi dengan oranglain dan kegiatan positif lainnya.

Baca juga: Virus Corona Varian Omricon Masuk Inggris, Ahli Percaya Vaksinasi Tetap Bisa Melindungi dari Infeksi

Seseorang yang mengalami delusi disa disadarkan dengan kebenaran, namun butuh proses.

Akar masalah bagi orang delusi juga perlu dipecahkan mulai dari melatih skill tertentu.

Seseorang yang memiliki banyak skill dan keterampilan maka memungkinkan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Delusi yang masih tergolong ringan bisa sembuh, gangguan sedang biasanya bisa kambuh, serta yang berat mudah kambuh.

Kekambuhan tersebut sangat tergantung kondisi individu yang bersangkutan.

Adakah tips yang disampaikan untuk mencegah terjadinya delusi?

Baca juga: Ahli Nutrisi Sebut Konsumsi Biji Wijen Bisa Bantu Atasi Munculnya Uban

Berikut adalah penjelasan Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. (Psikolog di www.praktekpsikolog.com). Seorang psikolog keluarga dan pendidikan anak.

Kini dirinya telah memiliki sebuah yayasan yang bernama Praktek Psikolog Indonesia.

Halaman
12