TRIBUNHEALTH.COM - Penyakit Malaria masih menjadi sebuah ancaman di sejumlah daerah di Indonesia.
Meski demikian, hingga tahun ini terdapat penurunan angka pasien yang menderita malaria.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis, Didik Budijanto.
Baca juga: Apakah Angkak dapat Memperbaiki Trombosit pada Demam Berdarah? Simak Ulasan dr. Tan Shot Yen
"Kalau dari 2010 sekitar 1,96 per 1000 penduduk. Sedangkan pada 2020 menurun menjadi 0,87 per 1000 penduduk," terang Didik dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Kompas TV, Kamis (29/4/2021).
Disebutkan, dari berbagai wilayah yang ada di Indonesia, bagian timur menjadi daerah endemi penyakit malaria.
Gejala malaria
Di bawah ini sejumlah gejala malaria yang perlu diwaspadai.
Baca juga: Dokter Sebut Jika Pasien Alami Demam Tinggi Sebelum Sariawan, Bisa Saja Tubuh Mengalami Infeksi
Antara lain:
- Suhu badan tinggi melebihi 38 derajat celcius
- Sakit kepala
- Muntah
Baca juga: Waspada! Dokter Sebut Sakit Kepala Sebelah Kanan Bisa Jadi Tanda Alami Carpal Tunnel Syndrome
Baca juga: dr. Prasna Pramita, Sp.PD Menyarankan untuk Konsumsi BRAT (Banana,Rice,Apple Sauce,Toast) Saat Diare
- Nyeri otot
- Diare
- Menggigil disertai kelelahan yang parah (6 hingga 12 jam)
Langkah Mengatasi Malaria
Berikut ini langkah dalam mengatasi malaria yang bisa dilakukan untuk eliminasi malaria total pada 2030:
Baca juga: Meski Tingkat Kemanjuran Terbatas, Dirjen WHO Tegaskan Vaksin Malaria Bisa Selamatkan Ribuan Nyawa
1. Mengendalikan Vektor
Yaitu dengan melakukan surveilans yang adekuat
2. Deteksi secara Dini
Selanjutnya yaitu meningkatkan kapasitas tenaga medis untuk bisa melakukan deteksi diagnosa malaria secara dini.