dr. Tan Shot Yen Sebut Kondisi Demam Berdarah Dengue Bisa Sebabkan Dengue Shock Syndrome

Penulis: Irma Rahmasari
Editor: Ekarista Rahmawati
ilustrasi seorang anak mengalami demam berdarah

Gejala demam berdarah awalnya ditandai dengan demam, nyeri otot, dan flu.

Kondisi ini biasanya terjadi 2 hingga 3 hari dan belum menunjukkan gejala yang khas.

Baca juga: Bukan Hanya Demam Berdarah, dr. Tan Shot Yen Sebut Risiko Rematik Juga Meningkat saat Musim Hujan

Ilustrasi Nyamuk demam berdarah (Pixabay.com)

dr. Tan memaparkan kondisi yang berbahaya terjadi apabila virus ini mengalami perbanyakan, virus masuk ke hati, masuk ke sumsum tulang, lalu menekan yang namanya trombosit.

Trombosit adalah sel pembeku darah. Kondisi yang tadinya demam dengue akan berubah menjadi demam berdarah dengue (DBD).

Akhirnya yang terjadi cairan dalam pembuluh darah akan keluar. Jika cairan dalam pembuluh darah keluar tentu saja volume darah akan turun, tekanan darah turun, hingga suplay oksigen ke jaringan juga turun.

"Plasma darah yang tadinya ada di pembuluh darah, tapi jika plasma darahnya keluar maka hematokritnya akan naik."

"Kondisi ini bisa menyebabkan yang namanya Dengue Shock Syndrome (DSS)," papar dr. Tan.

"Dengue shock syndorme itu yang paling ditakutkan. Itulah sebabnya kenapa orang demam berdarah jika trombositnya sudah berada di level tertentu dianjurkan untuk dirawat."

"Tujuannya supaya di observasi. Virus sampai sekarang tidak ada obatnya, yang kita obati adalah supaya orang tersebut memiliki kekebalan tubuh lebih baik, sembuh lebih cepat, dan tidak mengalami DSS," lanjut dr. Tan.

Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter, filsuf, ahli gizi komunitas, dr. Tan Shot Yen dalam tayangan YouTube Tribunnews program Malam Minggu Sehat pada 30 Oktober 2021.

Baca berita lain seputar kesehatan di sini

(Tribunhealth.com/IR)