TRIBUNHEALTH.COM - Gigi berlubang adalah keluhan yang umum terjadi pada gigi, baik dialami oleh orang dewasa maupun anak-anak.
Kondisi gigi berlubang sulit dideteksi karena tidak menimbulkan rasa nyeri di awal.
Gigi berlubang yang tidak segera diatasi dapat berkembang dan semakin besar.
Hal tersebut dapat meningkatkan resiko terjadinya masalah gigi yang lain seperti infeksi dan penanggalan gigi.
Gigi berlubang bisa berawal dari plak yang menempel pada permukaan gigi.
Plak yang menempel pada gigi berasal dari sisa makanan yang mengandung gula dan pati.
Baca juga: Apakah Telat Menstruasi Perlu Memeriksakan Diri? Berikut Penjelasan dr. Surahman Hakim, Sp.OG.
Jika plak tidak dibersihkan, maka plak akan berubah menjadi asam oleh bakteri alami didalam mulut.
Asam yang dihasilkan oleh plak akan mengikis lapisan terluar gigi secara perlahan.
Sehingga lama-kelamaan lubang akan terbentuk pada gigi.
Lubang yang dibiarkan, maka bakteri dan asam akan masuk lebih dalam hingga ke pulpa gigi.
Pulpa gigi yaitu bagian yang terdiri dari saraf dan pembuluh darah.
Pada kasus gigi berlubang dan sudah rentan seperti pecah, keroak cenderung hanya sisa akar yang tertinggal.
Gigi yang sudah rentan bisa dilakukan pencabutan, tetapi memang tidak bisa dilakukan pencabutan secara langsung.
Baca juga: Kenali Tanda-tanda Kanker, Simak Ulasan dr. Haidar Zain dan dr. G Iranita
Harus ada pemeriksaan yang dilakukan, yakni:
- Melakukan pemeriksaan klinis
Untuk mengetahui apakah kondisi jaringan gusi dan gigi baik, ataukan terdapat infeksi atau tidak.
Apabila ada infeksi seperti pembengkakan atau kotor pada daerah tersebut, mungkin harus dilakukan penanganan awal terlebih dahulu.
Jika ada kecenderungan posisi sedikit dalam dan ada kecurigaan akar bengkok atau kondisi sisa gigi yang sangat rapuh, maka disarankan untuk melakukan rontgent terlebih dahulu.
Rontgent yang dilakukan adalah rontgent panoramik atau rontgent apikal pada gigi.
Sehingga bisa diketahui secara pasti dimana posisi gigi didalam gusi atau tulang dan morfologi dari sisa gigi yang tertinggal.
Baca juga: Faktor Apa yang Mempengaruhi Kesehatan Mental Remaja? Berikut Ulasan dr. Zulvia Oktanida Syarif