Long Covid Sebenarnya Penyakit atau Hanya Sugesti? Simak Penjelasan dr. Adityo Susilo, Sp.PD

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Melia Istighfaroh
Ilustrasi Covid-19 --- FOTO: Sejumlah tenaga medis sedang menangani pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang penuh hingga sebagian pasien harus dirawat di selasar depan IGD RSUP Dr Kariadi, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (15/6/2021). Kondisi tersebut juga terjadi pada sejumlah rumah sakit di Kota Semarang bersamaan dengan meningkatnya kasus Covid-19.

TRIBUNHEALTH.COM - Long-haul Covid-19 merupakan kondisi lanjutan setelah seseorang terpapar Covid-19.

Pada kondisi ini, orang masih terus merasakan beberapa gejala meski sudah dinyatakan negatif.

Namun, sebenarnya long-haul Covid-19 ini hanya sebuah sugesti atau memang penyakit?

Terkait hal ini, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropik & Infeksi, dr. Adityo Susilo, Sp.PD, KPTI, FINASIM memberikan penjelasan rinci.

Menurutnya, long covid memang bisa karena sugesti atau pun karena kondisi.

"Bisa interact di antara keduanya," katanya, dikutip TribunHealth.comĀ dari Ayo Sehat Kompas TV edisi Senin (11/8/2021).

Baca juga: Kasus Covid-19 Turun, Apakah PPKM Benar-benar Efektif Tekan Penularan Virus? Ini Penjelasan Satgas

Baca juga: dr. Huthia Andriyana, Sp. OG. Ungkap Ibu Hamil yang Positif Covid-19 Belum Tentu Menular pada Janin

ILUSTRASI Isolasi Mandiri Anak -- FOTO: Kader PKK, Lia Nur Jauharatul Mardiah (42) mengenakan APD baju hazmat melambaikan tangan kepada anak kecil dari balik kaca jendela saat membawa makanan untuk dibagikan kepada warga yang terpapar Covid-19 di Gang Cisitu Lama 1, RW 11, Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (22/2/2021). Langkah proaktif yang dilakukan pengurus dan kader PKK RW 11 membagikan makanan kepada warga yang sedang melakukan isolasi mandiri ini sebagai kebersamaan saling membantu dalam menangkal penyebaran Covid-19. Selain itu, warga juga membatasi akses jalan gang dan mendirikan posko Covid-19 selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

"Mungkin saya jawab bukan penyakit tapi kondisi," lanjutnya.

Artinya, long covid muncul sebagai dampak setelah mengalami Covid-19.

Biasanya, dampak tersebut berupa beberapa keluhan atau gejala yang masih dirasakan.

Hal ini sangat bergantung pada tingkat keparahan ketika positif.

Semakin parah, maka dampak Covid-19 pada organ tubuh juga semakin besar, misalnya pada paru-paru.

Kondisi demikian membuat proses pemulihan tubuh tidak langsung terjadi begitu saja.

"Pada saat kerusakan itu semakin nyata, maka tubuh pun akan membutuhkan waktu yang makin panjang untuk melakukan recovery," penjelasannya.

Baca juga: Penjelasan dr. Syahidatul Wafa, Sp.PD soal Risiko Penderita Diabetes jika Terpapar Covid-19

Baca juga: Obat untuk Long Covid Bisa Berbeda dengan Covid-19, Simak Penjelasan dr. Adityo Susilo, Sp.PD

ILUSTRASI Covid-19 -- FOTO: Pendonor plasma konvalesen menunggu hasil cek darah milik pasien sembuh COVID-19 di Unit Donor Darah (UDD) PMI DKI , Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (23/6/2021). (WARTA KOTA/WARTA KOTA/NUR ICHSAN)

"Jadi itu yang saya anggap sebagai kondisi."

Ditambah lagi beberapa faktor lain, seperti komorbid hingga usia.

Namun bukan tidak mungkin sugesti juga berperan.

Hal ini bisa terjadi ketika pasien mengalami kecemasan akibat kondisi kesehatan yang tengah dialami.

"Makanya saya pikir interaksi di antara keduanya keduanya yang kemudian dapat menimbulkan manifestasi long covid pada pasien-pasien kita," pungkasnya.

Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.

(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)